Publisher: Gramedia
Pages: 391 (Indonesian version)
Price: Rp.15.000,- (Pesta Buku Gramedia Java Mall
Semarang)
Di sebuah rumah bergaya Victoria di Saratoga
Springs, New York, tinggal seorang gadis remaja dua belas tahun bersama
ayahnya. Gadis itu bernama Ariella “Ari” Montero. Gadis itu melewatkan banyak
waktu dengan membaca dan bertukar pikiran dengan ayahnya yang merupakan seorang
ilmuwan. Ketika Mrs. McGarritt, koki di kediaman Montero bertanya apakah Ari
merasa kesepian, Ari bahkan tidak mengerti arti rasa kesepian…hingga suatu saat
Mrs. McGarritt mengundang Ari ke rumahnya dan untuk pertama kalinya dia
merasakan arti kehangatan sebuah keluarga—dia bersahabat dengan Kathleen, salah
satu putri Mrs. McGarritt, dan bahkan mendapatkan ciuman pertama dari Michael,
kakak Kathleen. Ketika akhirnya menginjakkan kakinya di rumah mewahnya dan
berbincang dengan ayahnya, barulah Ari tahu makna dari rasa kesepian.
Satu hal yang selalu dihindari oleh Raphael Montero
adalah membicarakan istrinya, yang entah dimana. Ari pun tidak tahu banyak
mengenai keberadaan ibu kandungnya yang misterius. Hal ini menjadi awal
pencarian Ari mengenai masa lalu keluarganya. Sementara itu fakta mengerikan yang
ditemukan Kathleen mengenai Raphael membuat Ari semakin penasaran. Ayahnya
tidak muncul dalam foto! Bagaimana hal ini mungkin terjadi? Terdorong rasa
penasaran, Ari pun menggali lebih dalam tentang hal-hal yang berhubungan dengan
keluarganya, tentang alasan menghilangnya sang Ibu, dan tentang keanehan sang
ayah yang ternyata adalah Vampir. Keinginannya semakin kuat setelah kematian
tragis Kathleen. Siapa pembunuh Kathleen yang sebenarnya? Apakah ayahnya
terlibat? Ari pun memutuskan untuk kabur dari rumah ke Savannah dan menemui
Sophie, kakak ibunya.
Kisah ini diceritakan dari sudut pandang Ariella.
Gaya bercerita Ariella yang cerdas tidak mengindikasikan bahwa dia sebenarnya
masih dua belas tahun. Narasinya cukup unik, meskipun harus saya akui pace-nya
agak lambat. Suspense-nya menrut saya agak kurang nendang. Apalagi karakter Ari
yang emosinya cukup datar sehingga pembaca agak kurang memahami apa yang
sebenarnya dirasakan si tokoh utama. Salah satu kelebihannya adalah si penulis
banyak memasukkan unsur-unsur sastra klasik dalam cerita ini—biasanya terselip
pada diskusi cerdas antara Ari dan Raphael—terutama pambahasan panjang mengenai
salah satu puisi Edgar Allan Poe yang berjudul Annabel Lee. Namun jika kau
penggemar kisah Vampir klasik, sepertinya buku ini akan cukup memuaskan. Over
all, enjoy!
Love, Ika