Seri ke-2 dari Riftwar Saga
Penerbit: Elex Media Komputindo
Alih Bahasa: Loe Nur Dwihayati
ISBN: 978-602-02-1363-7
"Ada banyak cara mencintai seseorang. Terkadang kita begitu menginginkan cinta sehingga tidak terlalu memilih siapa yang kita cintai. Di waktu lain kita menganggap cita begitu murni dan berharga, tidak ada seorangpun yang sesuai keinginan kita. Tapi umumnya cinta itu mengenali, kesempatan untuk mengatakan 'ada sesuatu dari dirimu yang kusukai'. Hal ini belum tentu berwujud pernikahan atau bahkan cinta fisik. Ada cinta orangtua, cinta pada kota atau negara, cinta pada hidup, dan cinta pada masyarakat. Semuanya berbeda, semuanya cinta." -hal 49-Demikian ucap Laurie suatu ketika saat dia sedang menasihati kawannya sesama budak yang bernama Pug.
Orang-orang Tsurani melihat Pug hanya sebagai budak dan orang barbar. Dia dipekerjakan di kamp rawa dan sudah menjalani kehidupannya sebagai budak selama empat tahun. Dia bahkan berusaha melepaskan masa lalunya karena masa lalunya. Namun siapa sebenarnya Pug di masa lalu sebelum dia menjadi budak Tsurani?
Ketika sang pengawas kamp rawa yang kejam menyuruhnya memotong sebuah pohon, Pug berkilah bahwa mereka seharusnya mencari pohon yang lain karena pohon tersebut telah busuk. Namun karena kekeraskepalaan si pengawas, Pug pun terjepit dan terluka, namun Laurie beserta seorang prajurit muda berhasil menolongnya. Tak disangka, prajurit muda tersebut adalah Hokanu dari klan Shinzawai, putra dari bangsawan Shinzawai. Berkat kebaikan hati Hokanu, Laurie dan Pug pun dibawa ke Shinzawai.
Meski masih berstatus budak, Pug dan Laurie diperlakukan dengan lebih baik oleh Hokanu: mereka ditugaskan melatih kuda, dan khusus untuk Laurie si mantan pengamen jalanan, diperintahkan untuk membuat kecapi dan bermain musik. Kehiupan mereka dirasa sudah menjadi lebih baik, hingga Sang Agung yang berjubah hitam membongkar rahasia Pug di depan publik bahwa pug adalah "murid dari penyihir Kulgan".
Sementara itu peperangan masih berlangsung antara dua dunia: Midkemia, dunia asal Pug dan Laurie, melawan Kelewan dan orang-orang Tsurani.
Sementara itu Tomas di Midkemia, memerintah para prajurit Elf dan Dwarf berperang melawan orang-orang Tsurani yang menyerbu, dan berencana menangkap 'Jubah Hitam'. Akankah Tomas berhasil melakukan misinya ketika dia juga mewarisi sebuah kekuatan kuno yang misterius? Akankah hubungannya dengan sang Ratu Elf bisa selamat di tengah peperangan?
Gaya bahasa yang dipakai di novel ini sederhana dan nggak muluk-muluk, bagi saya yang tidak suka berbelit-belit, itu poin plus. Typo hampir tidak ada, hebaaatttt. Tapi ada beberapa hal yang mengganjal: pertama, sang Ratu Elf Aglaranna, ketika muncul bersama Tomas, kadang disebut dengan "sang ratu" dan kadang "sang putri". Ini kan bikin saya bingung, dia itu sebenarnya putri atau ratu?
Lalu yang kedua, karena ini adalah buku kedua, jujur saja saya agak sedikit kesulitan mengikuti alur ceritanya, apalagi bagian "kekuatan" Tomas yang selalu berpindah-pindah tokoh dengan nama-nama yang sangaaattttt ajaib. Karena hal ini sudah saya prediksi, maka saya berusaha mencari buku pertama Riftwar Saga ini di toko buku, dan berniat akan membaca buku pertamanya dulu sebelum membaca buku ini. Namun, alas, toko buku se-Semarang siubek-ubek juga nggak nemu. Jadilah saya membaca buku nomor 2 ini tanpa membaca buku nomor 1 terlebih dahulu. Bingung? Jelas, tapi mau bagaimana lagi. Hal inilah yang menyebabkan review saya telat terbitnya. Mohon maaf kepada pihak-pihak yang bersangkutan yang telah menantikan review saya yang ala kadarnya ini, semoga tidak kapok memberi saya buntelan. Heheheee....