Judul asli: Wonder
Penulis : R.J. Palacio
Penerbit: Atria
Tahun terbit: 2012
Penerjemah: Harisa Permatasari
ISBN: 978-979-024-508-2
Paperback, 428 halaman
"Bisa dibilang kami bagaikan Beauty and the Beast." (hal. 80)
Ketika kita melihat sebuah kisah, entah itu dari buku, ataupun dari film, kita (uhuk, maksudnya saya. Iya, saya) biasanya terpesona oleh penampilan si tokoh utama. Kenapa? Soalnya tokoh utama biasanya digambarkan sebagai sosok cantik rupawan atau sangat tampan, meski kadang si tokoh tersebut tidak menyadarinya. Namun Wonder menyajikan sesuatu yang menurut saya berani berbeda di novel2 modern: tokoh utama yang buruk rupa.
August (Auggie) Pullman adalah seorang anak laki-laki yang buruk rupa sejak lahir karena menderita penyakit langka Mandibulofacial Dysostosis, sebuah kondisi rumit yang membuat wajahnya tampak tidak biasa. Dan tentu saja di akhir cerita tidak akan ada gadis cantik yang jatuh cinta padanya dan merubahnya menjadi pangeran tampan. Pliss deh...
Don't judge a book by its cover. Ungkapan itu adalah ungkapan yg paling pas untuk tokoh Auggie ini. Meski penampilan luarnya tampak seperti monster, namun bagi orang2 yang sungguh mengenalnya, dia adalah anak yang spesial. Dia lucu, pemberani, baik hati, dan pintar. Dia juga sangat sangat menyadari keburukan penampilannya, dan meskipun terkadang hal tersebut membuatnya dibully orang2 sekitarnya, Auggie menerimanya dengan tabah.
"Kenapa aku harus sejelek ini, Mommy?"
"Tidak sayang, kau tidak..."
"Aku tahu aku jelek" (hal. 85)
"Kurasa seperti Sentuhan Keju di dalam Diary of a Wimpy Kid. Para murid di cerita itu takut terjangkit kutu jika menyentuh keju tua berjamur yang ada di lapangan basket. Di Beecher Prep, akulah keju tua berjamur itu." (hal. 108)
Pem-bully-an terhadap Auggie terjadi ketika untuk pertama kalinya, dia masuk sekolah umum yang bernama Beecher Prep. Karena biasanya home-schooled, Auggie harus menghadapi banyak sekali perubahan yang terjadi. Dia harus bergaul dengan teman2 seangkatannya yang "normal". Summer, seorang gadis cantik yang tadinya kasihan terhadap Auggie menemaninya makan siang, dan sejak saat itu mereka bersahabat. Jack Will, salah satu murid yang diperintah kepala sekolah sebagai bagian dari tim penyambutan Auggie di Beecher Prep pun akhirnya bersahabat dengan Auggie, tidak seperti Julian yang terang2an membenci Auggie.
Buku ini mengisahkan kisah Auggie bukan hanya dari sudut pandng si tokoh utama saja, tapi juga dari berbagai karkter yang berinteraksi dengan Auggie, seperti misalnya si kakak perempuan yang bernama Via, ataupun mantan sahabat Via yang telah menganggap Auggie sebagai adik sendiri, bahkan dari sudut pandang kedua sahabat Auggie: Summer dan Jack Will.
"Aku tak bisa membayangkan setiap hari menatap cermin dan melihat diriku seperti itu." (hal. 109)
Yang menarik dari buku ini adalah banyaknya perubahan dan pelajaran yang disadari tokoh2 di sekitar Auggie, karena kondisi Auggie. Kita bisa melihat dengan jelas perubahan drastis karakter A atau B dari baik menjadi buruk, ataupun sebaliknya.
"Alam semesta menjaga makhluk ciptaan paling rapuh dengan berbagai cara yang tidak bisa kita lihat." (hal. 278)
"Kau tak membutuhkan mata untuk mencintai, ya kan? Kau hanya merasakannya di dalam dirimu ." (hal. 309)
Overall, dari segi terjemahan, buku ini enak dibaca. Bahasa yg digunakan penulisnya juga tidak muluk2, namun sederhana dan mudah dipahami. Meski begitu, buku ini berhasil membuat saya menangis terharu di akhir cerita. Thumbs up dech pokoknya.
Jadi, sesuai janji, buku yg saya beli saat Kopdar BBI Joglosemar di Jogja ini sudah direview ya....heheee....meski luamaaaaa.....
Eh, ternyata ada banyak lho, spin-off dari duku ini. So far spin-off yg sudah saya baca baru "Julian Chapter" yang juga baguuuussss dech..... tapi 2 spin-off lain, yaitu "365 Days of Wonder" dan "Pluto" masih tertimbun rapi di dalam tablet karena spin-off nya memang versi Inggris, belum diterjemahkan (dan sepertinya juga tidak akan diterjemahkan dech), heheheee.....