Julian adalah tokoh antagonis dalam kisah Wonder karya R.J. Palacio, sebuah novel anak yang mengisahkan tentang lika-liku drama anak sekolah, termasuk bullying, yang kita tahu benar sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam dinding sekolah di seluruh dunia. Dalam novel tersebut, kita mungkin bertanya-tanya, apa sih yang ada di dalam pikiran si "tokoh jahat" ini sampai membuatnya bertindak semena-mena? Apa dia tidak punya hati?
The Julian Chapter: A Wonder Story, merupakan buku Spin-Off dari novel tersebut, yang mengisahkan cerita yang sama dengan kisah dalam novel Wonder, namun dari sudut pandang Julian, si tukang bully. Saya membacanya versi e-book karena memang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Julian adalah anak yang normal, punya keluarga yang sangat menyayanginya, dan punya teman-teman yang keren. Dia cukup kaya, dan keren juga menyenangkan, itulah sebabnya dia cukup populer di sekolah. Namun bukan manusia namanya jika tidak punya suatu kekurangan: Julian sangatlah penakut. Julian takut sekali dengan hantu, topeng seram, zombie, alien, bahkan diapun takut pada Voldemort dari film Harry Potter.
Ketika Julian diminta oleh kepala sekolah menjadi salah satu anak yang menyambut kedatangan "murid baru", tentu Julian bangga. Dia bahkan bersedia menjadi teman si anak baru itu karena tentu saja semua orang ingin jadi teman Julian yang populer. Tapi begitu pertama kali melihat Auggie si anak baru, mimpi buruknya seakan keluar ke dunia nyata untuk menghantui jam2 belajarnya di sekolah. Auggie terlihat seperti monster yang selalu membuatnya menjerit ketakutan, literally.
Ketakutannya terhadap Auggie semakin terasa ketika salah satu sahabatnya Jack Will justru malah berteman dengan Auggie. Tentu saja Julian tidak bisa tinggal diam, maka entah bagaimanapun caranya dia berusaha membuat Auggie menderita. Salah sendiri Auggie si monster datang tanpa diundang ke sekolah Julian dan mencuri semua perhatian. Ugh, apa-apa Auggie, apa-apa Auggie. Apa mereka semua tidak melihat bahwa wajah Auggie sangatlah menakutkan?!
Akhirnya setelah insiden notes ejekan yang menghebohkan dengan Auggie, ayah Julian menarik Julian dari sekolah dan berusaha memindahkannya ke sekolah lain. Selama itu, Julian pun menghabiskan liburan bersama neneknya di Perancis. Nenek Julian adalah wanita tua yang keren dan sangat "vain". Beliau selalu mementingkan penampilan, dan ke salon, tidak seperri nenek2 lain yang memakai sweater rajutan dan memanggang kuw kering untuk cucunya. Namun siapa sangka, sang nenek yang eksentrik ini justru menjadi sosok yang membuat Julian akhirnya menyadari keaalahannya. Nenek bahkan menceritakan kisahnya saat masih sekolah dulu, kisah yang membuat Julian sangat terharu.
Jujur saja, teman2, kisah si neneknya Julian ini sempat membuat saya menangis lho....benar2 menyedihkan, tapi mengharukan dan sangat indah. Kalau kalian membaca Wonder, buku yang satu ini wajib dibaca lho....kita jadi tahu bahwa sisi lain dari sebuah cerita, meski dari sisi yang gelap, juga bisa sangat menakjubkan.
Posting ini juga dibuat dalam rangka #PosbarAnak BBI.