Judul asli: Rubinrot
Penulis: Kerstin Gier
Penerjemah: Fransisca Paula Imelda
Pertama kali diterbitkan di Wurzburg, Germany tahun 2009
Tahun terbit di Indonesia: 2013
Penerbit: Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-02-1422-1
"Aku mengagumi perempuan. Sungguh! Aku hanya tidak percaya kalau mereka berkuasa atas kemajuan umat manusia. Oleh sebab itu dalam kelompokku, perempuan tidak mendapatkan apa-apa." -hal 208-Itu adalah salah satu dialog dari Bangsawan von Saint Germain yang sempat membuat saya jengkel sama tokoh yang satu ini.
Oke, saya mulai ceritaya dari awal. Gwendolyn Shepherd merasa tidak secantik sepupunya Charlotte. Menurut Gwen, Charlotte punya segala-galanya, keanggunan, kecerasan, kecantikan, dan seorang pembawa gen penjelajah waktu. Lady Arista sang nenek pun sampai memberi perhatian berlebih pada cucunya yang spesial ini. Namun bayangkan betapa kagetnya Gwendolyn ketika tiba-tiba dia terdampar di masa lalu. Ketika ketiga kalinya hal ini terjadi, Gwendolyn yang panik menelepon ibunya, yang langsung membawanya ke sebuah perkumpulan rahasia para penjaga.
Singkat cerita, ternyata Gwendolynlah (bukan sepupunya yang cantik Charlotte) yang merupakan seorang pembawa gen panjelajah waktu, sang penjelajah terakhir, nomor dua belas, yang dilambangkan dengan batu Ruby dan dikabarkan memiliki kekuatan ajaib. Dialah yang akhirnya bisa menutup lingkaran keduabelas penjelajah waktu untuk mengungkapkan rahasia besar dibalik rahasia.
Untuk mengontrol penjelajahan waktu, darah masing-masing penjelajah perlu dimasukkan ke kronograf, agar para penjelajah bisa melakukan elapsi (penjelajahan terkontrol). Elapsi pertama yang dilakukan Gwendolyn dilakukan bersama dengan seorang pembawa gen lain dari keluarga de Villiers, Gideon yang tampan. Namun elapsi yang seharusnya aman-aman saja berakhir penuh darah dan membuat mereka hampir terbunuh. Belum lagi pertemuannya dengan bangsawan von Saint Germain di masa lalu yang mengerikan. Dan segalanya menjadi semakin membingungkan sejak Gwen dan Gideon bertemu dengan Lucy dan Paul di masa lalu. Apakah benar Lucy dan Paul mencuri salah satu kronograf untuk membuka rahasia, atau malah untuk mencegah terkuaknya rahasia besar?
Jujur saja, saya membaca novel ini karena menurut saya covernya cakep, apalagi sulur dan dedaunan yang melingkar-lingkar keemasan di pinggirnya, heheheee.... Dan yang aneh, setelah membaca satu buku peuh, saya masih tidak yakin yang mana penjahat yang sesungguhnya di novel ini. Apakah Lucy dan Paul yang mencuru Kronograf? Ataukah Bangsawan von Saint Germain yang aneh dan menyeramkan? ataukah para penjaga sendiri? Kalau saya sih paling benci sama si bangsawan, siapapun yang merendahkan wanita bagi saya penjahat deh pokoknya, heheheee.....
Anyway, pertama kali baca ini, saya pikir si penulis orang Inggris karena settingnya memang di Inggris, ternyata si penulis itu orang Germany loh....wkwkwk...
Intinya, kalau nyari bacaan yang nggak terlalu berat, ringan dan menghibur, buku ini lumayan loh, buat menemani sarapan pagi dan minum teh soremu ;)