Sabtu, 11 Juni 2016
The Lottery by Shirley Jackson [review]
Sabtu, 04 Juni 2016
The Summer People by Shirley Jackson [review]
Jumat, 30 Januari 2015
Gone Girl [review] dan Tebak Riddle Secret Santa
Judul buku: Gone Girl (Yang Hilang)
Penulis: Gillian Flynn
Paperback, 613 halaman
Penerbit: Gramedia
Alih bahasa: Ariyantri Eddy Tarman
Tahun terbit: 2014 (cetakan pertama)
ISBN: 978-602-03-1072-5
Lance Nicholas Dunne (Nick) menganggap bahwa kepala istrinya sangat cantik. Jika orang-orang bertanya apa yang paling disukai dari istrinya, tentu dia akan menjawab "kepalanya". Itu juga salah satu alasan Nick panik saat mengetahui istrinya hilang di hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke lima: membayangkan kepala cantiknya dipukul hingga berdarah-darah mengotori rambut pirangnya. Oh, sungguh tragedy!
Amy Elliot Dunne, seperti yang tertulis lewat buku hariannya, adalah wanita yang manis, lovable, dan luar biasa! Orangtuanya menulis buku serial anak-anak yang karakternya dicuri dari putri mereka sendiri, dan menamainya Amazing Amy (Amy yang luar biasa). Hampir semua orang membaca kisah Amazing Amy yang membuat Amy yang asli merasa harus bersaing dengan dirinya sendiri versi tokoh fiksi rekaan orangtuanya. Hal yang paling membuat Amy dongkol adalah ketika Amazing Amy bahkan lebih dulu menikah dengan Able Andy. Namun Amy sendiri akhirnya menikahi Nick Dunne, cowok imut yang akhirnya membawanya pergi dari New York untuk tinggal di daerah asalnya di Missouri.
Ketika Amy menghilang, beritanya menghebohkan seisi kota. Karena siapa sih yang tidak kenal dengan Amazing Amy yang manis? Namun kecurigaan polisi dan publik semakin tertuju ke arah Nick, si suami yang bertingkah aneh sejak menghilangnya sang istri. Nick dituduh menjadi penculik dan pembunuh istrinya sendiri, meski dia menyangkalnya dan harus menyewa pengacara kenamaan untuk membelanya ketika bukti-bukti semakin memojokkannya.
Lalu dimana Amy?
Itulah mistery yang akan terungkap di akhir buku ini, jd karena takut spoiler, tidak akan saya beberkan di sini :-)
Buku bantal ini ceritanya unik. Tapi bukan berarti dari awal sampai akhir ceritanya menarik lho, soalnya sejak halaman awal sampai kira-kira halaman 250-an, alurnya terkesan lambat, bertele-tele. Saya bahkan sampai berkali-kali berhenti membacanya karena "ini buku apa bagusnya sih, kok sampai banyak banget yang suka. Padahal ceritanya ya begitu-begitu saja". Eits, tapi jangan salah...begitu memasuki halaman 300.....whoa!!!!!! Saya sampai terkaget-kaget sendiri dengan kejutan-kejutannya, and guess what, sampai nggak bisa berhenti baca buku ini. Iya, segitu bagusnya bagian akhir buku ini.
Buku ini menceritakan kehidupan suami istri yang penuh dengan drama tapi dibalut dengan intrik tuduhan penculikan dan pembunuhan. Jadi agak mistery-detektif gitu deh. Diceritakan dari dua sudut pandang: Amy dan Nick. Dua sudut pandang ini biasanya sangat mengganggu kalau saya sedang membaca sebuah buku, karena jujur saja, saya lebih suka yang sudut pandangnya tidak gonta-ganti. Tapi herannya, dua sudut pandang di sini berkolaborasi dengan cantiknya sampai saya tidak bisa menentukan sudut pandang favorit saya dari nick atau Amy.
Oh ya, yang menarik adalah, saya berkali-kali dikagetkan oleh dua tokoh utamanya seperti saat awal membaca buku ini, saya sangat simpatik pada Nick, dan agak2 sebel sama Amy yang perfeksionis. Nah, di tengah cerita, saya kok malah jadi sebel sama Nick dan simpatik sama Amy dech, eh di akhir cerita aku jadi gregetan aja sama mereka berdua. Pengen aku jitak rasanya mereka berdua itu, hih....
Dari segi terjemahan, bahasa indonesianya sudah nyaman dibaca. Yah, meski ada satu dua kata yang agak mengganjal waktu dibaca, tp tidak sampai mengganggu kok. Jadi terjemahannya sudah cukup oke.
Sebenarnya saya lebih memilih buku dengan satu sudut pandang saja karena pasti, pasti saya akan cenderung suka pada salah satu tokoh dan salah satu susut pandang saja. Jadi sya memang sudah menyiapkan diri saya untuk itu sebemarnya, sampai buku ini benar2 mengacaukan ekspektasi saya. Saya dipaksa untuk menyukai kedua tokoh utama buku ini! Wow! Belum pernah terjadi lho.... Gillian Flynn memang hebat!
Identitas Secret Santa
Oh iya, saya sudah bilang kan kalau Santa sempat kirim sms ke saya menanyakan kabar buku kirimannya? Tenang, saya tidak melacak identitasnya dari situ kok.
Minggu, 29 September 2013
Rencana Besar by Tsugaeda
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: Agustus 2013
Genre: Thriller
ISBN: 978-602-7888-65-4
Ini buku yang mendarat di tangan saya tanpa sengaja. Kok bisa? Jadi ceritanya nih, Kak Cindy (yang dapet buku ini sebagai buntelan langsung dari penulisnya) meminjamkan buku ini ke Kak Lila, yang karena sering banget ketemu saya, maka buku ini dititipkan pada saya untuk diberikan ke kak Lila. Nah, proses titip-menitip yang njlimet ini tentu saja melalui proses SBI (Sensor By Ika)yang artinya saya baca dulu sendiri, hehehee.... ini juga dari koar-koar kak Cindy yang bilang bahwa buku ini "nggak kusangka bisa sebagus ini" (demikian kutipan langsung dari kak Cindy di Gramed Pandanaran, Semarang pada Sabtu siang itu #tsahhh XD
Buku ini cukup mengesankan, mengingat ini buku tentang intrik perbankan pertama yang saya baca dan ditulis orang indonesia pula! Untuk sebuah buku yang bukan kategori genre favorit saya, buku ini bisa menemani malam minggu saya dengan sukses.
Makarim Ghanin yang bukan seorang detektif tiba-tiba mendapat tawaran pekerjaan yang tidak biasa dari teman masa kuliahnya yang saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur di Universal Bank of Indonesia (UBI). Agung, si wakil direktur, memintanya menyelidiki kasus menghilangnya sejumlah besar uang, yang mengacu pada tiga tersangka utama: Rifad Akbar si Patriot yang militan dan pemimpin Serikat Pekerja, Reza Ramaditya sang jenius muda yang entah karena alasan apa sedang mengalami demotivasi, dan Amanda Suseno si perayu yang cantik dan seorang pegawai teladan yang sangat dipercaya.
Untuk menyelidiki dan terjun langsung dalam kasus ini, Makarim memutuskan mengambil "cuti" dari kantor yang didirikannya bersama dua koleganya, dan terbang ke Surabaya, tempat ketiga tersangka menjalankan aktifitas kantornya. Ketiganya memiliki posisi yang berbeda di UBI, maka Makarim pun memakai cara-cara yang berbeda untuk bisa bertemu langsung, bercakap-cakap, dan mengenal para tersangka tanpa dicurigai. Dengan kedok sebagai calon nasabah, dia mendekati Reza dan Amanda secara terpisah, dan saat menemui Rifad, Makarim berpura-pura sedang melakukan pengecekan sistem yang pernah dibuatnya untuk UBI di masa lalu. Namun semakin menyelami kasus tersebut semakin Makarim menyadari bahwa kasus ini tidak seperti kelihatannya, hingga muncul sebuah nama misterius: Ayumi Pratiwi.
Siapa Ayumi Pratiwi sebenarnya hingga nama orang yang sudah meninggal tersebut seolah-olah menjadi dalang dari sebuah intrik terselubung ini? Kejadian semakin memanas ketika Reza akhirnya....... oke cukup sekian saja, saya takut malah nantinya menyebar spoiler, heheheee...
Untuk buku fiksi karya pertama, mas Tsugaeda cukup sukses menggarapnya. Apalagi genre seperti ini termasuk langka diangkat oleh para penulis lokal. Ketiga tokoh sentral yang disorot memang memiliki karakter yang sangat khas, namun karakter Makarim sendiri menurut saya justru biasa-biasa saja, seperti orang yang berpapasan dengan kita di pinggir jalan dan kita tak akan melirik dua kali. Padahal seharusnya tokoh ini bisa digali lagi agar lebih 'berpendar' mengingat sebagian besar adegan di buku ini, meskipun diceritakan dari sudut pandang orang ketiga, sangat menitikberatkan pada apa yang dilihat dan dirasakan oleh tokoh Makarim. Lalu tokoh antagonis di sini (yang tidak akan saya sebutkan namanya karena kemungkinan spoiler) juga terkesan seperti tokoh penjahat yang sangat klise.
Ada satu hal lagi yang agak sedikit mengganggu adalah disebut-sebutnya pada awal cerita tentang salah satu kolega Makarim yang mendapatkan tawaran dari BNN dan Pemerintah untuk menyelidiki kasus sindikat Narkotika. Ini masih di bagian awal novel, namun saya sudah menduga, 'nah ini pasti jadi 'gong'-nya nih', dan ternyata memang seperti dugaan saya! Agak kecewa juga karena akhir kisahnya agak terlalu mudah saya tebak, sebenarnya. Ini juga sebaiknya jadi pertimbangan saat merilis novel selanjutnya, bahwa clue-clue yang diberikan pada pembaca sebaiknya jangan terlalu kentara.
Terlepas dari semuanya, rating 4 dari 5 bintang rasanya pantas diterima buku ini. Semoga karya yang selanjutnya bisa membuat saya begadang samalaman juga :))