Tampilkan postingan dengan label Victoria Aveyard. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Victoria Aveyard. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Juli 2016

Glass Sword by Victoria Aveyard [review]

Title: Glass Sword (Red Queen #2)
Author: Victoria Aveyard
First published: 2016
444 pages, audiobook version
Language: English
Genre: Fantasy
My rating: 2/5

"Anyone can betray anyone."

RED

SILVER

NEW-BLOOD

Di Norta, manusia hidup berdasarkan kategori warna darah mereka. RED sebagai manusia biasa yang lemah, maka mereka selalu menjadi bawahan, prajurit, pelayan, orang-orang suruhan. SILVER sebagai manusia dengan kekuatan supernatural yang berbeda bagi tiap individunya, maka mereka selalu menjadi atasan, pemimpin, bangsawan, raja dan ratu.

Lalu ada NEW-BLOOD, manusia yang terlahir dengan darah berwarna merah, namun dengan mutasi genetis yang membuat mereka memiliki kemampuan supernatural layaknya para silver...bahkan... disinyalir mereka bisa lebih kuat dari para silver. Kekuatan mereka jauh lebih beragam dan lebih diluar dugaan...dan tanpa batasan.

Mare Barrow yang didapuk sebagai THE LIGHTNING GIRL, bersama Cal sang pangeran Silver yang terbuang, kakak Mare yang paling akrab Shade yang juga seorang New-Blood, Kilorn sahabat Mare, serta Farley dari Scarlet Guard akhirnya melanjutkan pemberontakan mereka terhadap Maven, Raja baru Norta yang jahat. Mereka sama-sama memiliki daftar nama para New-Blood, dan berlomba-lomba mencari mereka. Mare dan kawan-kawannya untuk menyelamatkan, merekrut dan melatih mereka; Maven untuk menangkap dan membunuh mereka.

Jujur saja sequel ini sungguh klise dan mengecewakan bagi saya, ditambah lagi tidak ada plot twist mengejutkan di akhir cerita layaknya di buku satu kemarin, membuat saya makin "meh" terhadap buku ini. Saya mendengarkan versi audiobooknya dan berkali-kali saya bahkan tertidur saking bosannya, heheee... Saya sampai sengaja mendengarkan ini sambil 'mewarnai' buku coloring book Fantasia saya untuk mencegah saya ketiduran saat mendengarkan, hwahahaaa...

Menurut saya isi novel ini sangat membosan, dari awal sampai akhir hampir seluruh adegannya diisi dengan perjalanan grup pemberontak ini dari satu tempat ke tempat lain, untuk melakukan ini itu yang sebagian besar berupa perekrutan anggota baru New-Blood. Jika tidak begitu, diisi dengan Narasi dari Mare Barrow si tokoh utama yang sedang mempertanyakan "apakah aku bisa mempercayai si ini?" atau "apakah dia akan mengkhianatiku?" Astagaaa.... paranoid boleh lah, tapi kalimat "anyone can betray anyone" yang sepertinya dipegang teguh sebagai pedoman hidup Mare rasanya makin membosankan jika hampir di setiap bab tokoh Mare selalu mengatakan itu dengan frasa yang berbeda-beda namun tetap mengandung makna yang serupa. Saya sebagai pembaca/pendengar jadi bosan bukan kepalang. Iya iyaaa, saya tahu kamu paranoid, Mare Barrow, tapi kan nggak perlu itu dibeberkan di setiap bab. We get the idea, even from the book one, okay?

Hal membosankan ini menurut saya diperparah dengan penokohan-penokohan yang terkesan nanggung, terutama untuk karakter tokoh utama, saya bahkan tidak bisa mendeskripsikan apakah Mare itu baik hati? tidak juga. Egois? tidak juga. Plin-plan tidak juga, tapi tidak punya pendirian mungkin iya. Dan jujur saja, "tidak punya pendirian" sepertinya bukan kata sifat yang keren untuk menggambarkan tokoh utama karena itu akan membuat keseluruhan ceritanya menjadi boring. Karakte yang tergambarkan dengan bagus justru karakter Cal, Maven dan Mr. Barrow, ayahnya Mare. Selebihnya terasa sebagai figuran.

Mungkin karena saya pecinta sarkasme dan humor alam dialog juga berpengaruh terhadap penilaian saya tentang novel ini, karena sepanjang 444 halaman, total novel ini terasa sangat monoton, flat, begituuuuu terus ceritanya: berkelana, merekrut, bentrok dengan Silver, Mare mempertanyakan ini itu di narasinya, lalu begitu lagi dari awal, seperti siklus tanpa henti.

Yah, karena sudah terlanjur kecewa, mungkin saya tidak akan membaca lanjutannya. Eh, bakal ada lanjutannya kan? Atau tidak? Ah, masa bodo, hahahaa...

Eniwei, saya juga nggak ngerti kenapa judulnya Glass Sword. Sepanjang cerita nggak mengungkit-ngungkit keberadaan pedang apapun tuh, atau "glass" apapun tuh. Jadi apa sebenarnya maksud "glass sword" di sini ya? Apa mungkin ungkapan yang menggambarkan sesuatu? Istilah yang merujuk ke sesuatu yang lain mungkin? Ah, sudahlah, mungkin hanya si penulis dan Tuhan yang tahu.... meski harus saya akui, cover bukunya memang cakep banget :)

Oh iya, ngomong-ngomong buku pertamanya sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia lho.... kilat ya... Apakah ini akan diterjemahkan juga?

See you in the next post ^_^

Rabu, 27 Januari 2016

Red Queen by Victoria Aveyard [review]

383 pages (English edition)
Genre: Fantasy
Published: 2015
My rating: 4/5

"Anyone can betray anyone."
Sejak entah kapan, dunia ini sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok tertentu. Semua orang dilahirkan dengan memiliki label tergantung dari warna kulit atau status sosial atau kepercayaan. Novel ini menghadirkan pertentangan akan sebuah perbedaan ke tingkat yang lebih ekstrim: warna darah yang mengalir dalam tubuh manusia.

RED

SILVER

Merah dan perak adalah warna darah manusia yang menjadi pemicu sebuah kesenjangan sosial yang sangat ekstrim. Jika kau memiliki darah berwarna merah, maka kau adalah kaum terendah di negeri ini; miskin, petani rendah, kuli rendah atau tentara yang tidak mungkin berpangkat tinggi dan selalu dikirim ke garis depan medan pertempuran. Namun jika kau terberkati dengan warna perak di dalam nadimu, kau otomatis menjadi warga kelas atas, mungkin royalty, mungkin bangsawan, mungkin juga pengusaha kaya....dan memiliki satu kekuatan super, entah itu telekinetis, mengendalikan api, kemampuan membaca pikiran, atau apapun. Kaum berdarah merah tidak punya kesempatan menentangmu, karena secara fisik kau lebih kuat.

Mare Barrow, seorang gadis tujuh belas tahun dari keluarga Red yang miskin, dengan tiga kakak laki-laki yang dipaksa maju ke medan perang, hampir putus asa ketika dia bertemu Cal yang baik hati dan memberinya pekerjaan di istana sebagai pelayan. Mare sedang bekerja ketika kontes pemilihan calon ratu sedang berlangsung, namun jangan membayangkan beauty peagant macam pemilihan Miss Universe ya....karena para gadis Silver dari keluarga-keluarga terpandang satu persatu maju dan memamerkan kekuatan super mereka: yang terkuatlah yang akan menjadi Putri Mahkota dan bertunangan dengan sang Putra Mahkota.

Kecelakaan yang terjadi di arena membuat Mare menunjukkan kekuatannya di hadapan ratusan Silver dan keluarga kerajaan. Namun bagaimana bisa? Bukankah Mare adalah seorang Red? Inilah yang membuat keluarga kerajaan memutuskan untuk menyembunyikan identitas Mare yang sebenarnya, dan menyamarkannya menjadi seorang Silver dan menyusupkannya ke Istana sebagai Putri dan bertunangan dengan Maven Sang Pangeran, adik dari Putra Mahkota.

Sementara itu kelompok pemberontak berdarah merah sedang membuat istana berkeringat, dan Mare tidak tahu siapa yang sebenarnya bisa dia percaya kerena....seperti yang terus diulang-ulang sepanjang buku "anyone can betray anyone".

Plot yang menyajikan sebuah perbedaan, penindasan, lalu terjadi pemberontakan sebenarnya adalah plot yang sering sekali dipakai di novel-novel dengan genre ini. Novel ini tidak terlalu spesial pada awalnya, namun begitu mencapai puncaknya, klimaksnya...wow! Plot twist nya sungguh WOW! Saya sampai terkaget-kaget dan syok bahkan sampai buku ini sudah selesai saya baca. Inilah kenapa buku ini layak mendapat penghargaan Goodreads Choice Award 2015. Dan kabarnya, buku ini akan segera diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lho....jadi tunggu saja ya....

Dan oh iya, saran saya kalau membaca buku ini, jika agak-agak bosan di bagian awal atau tengah, tetaplah bertahan dan sabar, hahaha...karena the best is the last. Dan jangan. sekali lagi JANGAN sekali-kali mengintip bagian belakangnya, atau membaca spoiler atau apapun deh. JANGAN! Karena that'll definitely ruin the fun.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...