Selasa, 28 Mei 2013

Review: For One More Day by Mitch Albom

Paperback, 245 halaman
Judul asli: For One More Day
Judul terjemahan: Satu Hari Bersamamu
Penerbit: Gramedia
Cetakan ketiga November 2012
Penerjemah: Olivia Gerungan
Desain sampul: Eduard Iwan Mangopang

"Sekarang kau tahu ada orang yang sangat menginginkanmu, Charley. Anak-anak terkadang melupakan itu. Mereka melihat diri sendiri sebagai beban dan bukan sebagai jawaban doa." -hal 92-

Charley "Chick" Benetto merasa hidupnya hancur. Mantan atlet bisbol yang tidak begitu terkenal harus bekerja mati-matian setelah tabungannya ludes gara-gara investasi palsu. Dia pun melarikan diri ke minuman keras. Istrinya meninggalkannya. Dan puncaknya, putrinya Maria bahkan tidak mengundangnya ke acara pernikahannya, seolah malu akan keberadaan ayah kandungnya sendiri. Kehidupan tanpa keluarga dan tanpa pekerjaan yang jelas, bukankan itu alasan yang sangat tepat untuk bunuh diri? Dan itulah yang dilakukan Charley.

Namun betapa kagetnya ketika sesaat setelah percobaan bunuh diri itu, Charley menjumpai ibunya yang telah lama meninggal menyambutnya di rumah lama mereka, seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah ibunya tidak meninggal delapan tahun silam. Seolah Charley tidak baru saja berusaha bunuh diri. Seolah segalanya baik-baik saja. Ibunya bahkan membuatkannya sarapan, dan mengajaknya berkeliling menemui tiga orang yang berbeda. Dan percakapannya dengan ibunya bahkan membawanya kepada masa lalu yang telah lama dilupakannya.

Membaca cerita ini seperti dibawa ke alam mimpi, maju-mundur-maju-mundur... itulah efek flashback yang banyak disisipkan oleh Mitch Albom dalam novel ini. Namun bukannya membingugkan seperti flashback yang biasa kita jumpai di kebanyakan novel, flashback yang ada di sini justru sangat informatif karena hanya berupa potongan-potongan kisah yang bisa berdiri sendiri meski masih 'nyambung' dengan kisah utamanya. Dan justru kebanyakan flashback itulah yang menurut saya membuat ceritanya jadi sedap.

Pacenya juga cukup cepat dan tidak bertele-tele, satu nilai lebih lagi menurut saya. Bahasanya tidak menggunakan gaya yang sok tingkat tinggi, namun bahasa sehari-hari yang enak dimengerti namun tetap layak dijadikan quotation. Dan tentu saja, makna dan pesan moral yang sangat dalam untuk tidak menyia-nyiakan hari-hari yang bisa kita lalui bersama ibu dan keluarga kita tercinta. Dan jujur saja, jika bisa memilih satu hari lagi untuk dilewati, saya juga akan memilih menghabiskannya bersama ibu tercinta, seperti selayaknya semua anak di dunia ini ^_^

Memorable Quotes:

"Dan aku sadar setiap kali kau memandang ibumu, kau sedang menatap kasih sayang paling murni yang pernah kaukenal"            -hal 218-

"Tetap tinggal bersama keluargamu adalah apa yang menjadikannya keluarga" -hal 228-

Selasa, 07 Mei 2013

Review: Harry Potter and the Goblet of Fire by J.K Rowling

Paperback, 636 pages
Publisher: Bloomsbury
Language: English
Year of publication: 2000

'Come seek us where our voices sound,
We cannot sing above the ground,
And while you're searching, ponder this:
We've taken what you'll sorely miss,
An hour long you'll have to look,
And to recover what we took,
But past an hour - the prospect's black,
Too late, it's gone, it won't come back.' -p.402-

Harry Potter started his fourth year at Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Yet it is not a Harry Potter without a grand adventure. For more than a century, the Triwizard Tournament was forgotten due to the high death toll...but not this year. Three biggest Magical Schools in Europe gathered at Hogwarts for this Tournament: Beauxbaton Academy, Drumstrang Institute and Hogwarts School. Three champions were supposed to be chosen from each school, but there were four champions to compete; Harry Potter was one of them.

I know that most of you guys have known the story of this book by heart, so I believe that I didn't need to give a long and boring flashback of the story ;p

For Harry Potter series, I consider this book to be the top climax, and the most complex Harry Potter book ever. Why? Of course I have my reasons:
  • The return of the Dark Lord. That part was a massive part of the story in this book. Let's face it guys; the darkest, scariest, cruelest, and dumbest got his body back, complete with snake nose and red pupil! If that was not a climax, then I don't know what is.
  • A bunch of big events: Quidditch World Cup and the scenes of terror, the Triwizard Tournaments and the three tasks (dragon, merpeople, and crazy maze with blast-ended skrewts), The Yule Ball, The death of Cedric Diggory and of course the return of Lord Voldemort.
  • The beginning of sparks of love between the characters.
  • A row in Harry-Ron friendship after Halloween until the end of the first task.
  • The introduction of three Unforgivable Curses.
  • Funny moments with Fred and George and Weasleys' Wizard Wheezes: Ton-Tongue Toffee, Canary Cream, Fainting Fancies, Nousebleed Nougats - and beginning of their carrier.
  • The location of Hogwarts' Kitchen was revealed!!!
  • A secret about Hagrid was exposed.
  • What is pensieve? This object was also introduced in this book, and it will have a big part in the last book.
  • A brief overview of Magical Politics and the Ministry of Magic.
  • First death scene in the Harry Potter series.
  • Brief appearance of James and Lily Potter.
You know what, I can actually go on forever if I don't stop myself, heheeee....because I think this book is just simply amazing! Needless to say that this is my fav book of the saga.

PS. This post is published as a requirement in:
  1. Hotter Potter RC
  2. Books in English RC
  3. Fantasy RC

Minggu, 05 Mei 2013

Rapid Fire Questions

Yang pertama mau saya katakan di dalam tulisan ini adalah "oke, terus terang aja, ini ide gila siapa sih?!" Heheheee.....

"Rapid Fire Questions" seperti judul di atas merupakan permainan menjawab pertanyaan seputar buku dari para teman2 blogger. Pertanyaan tersebut harus dijawab, dan sebelum kita melemparkan pertanyaan tersebut pada teman2 blogger yang lain, kita diwajibkan menambah daftar tersebut dengan 5 buah pertanyaan lagi. Weird? Nah, itu belum seberapa karena saya dilempari 2 set pertanyaan dari mbak Dani dan mbak Lila. Berhubung tidak adil rasanya jika hanya menjawab dari salah satunya saja, maka saya gabung saja yach jawabannya dalam satu pos ini... 

Oke, yang pertama adalah pertayaan dari mbak Dani yang akan saya copy paste disini:
1. nambah atau ngurangin timbunan?
2. pinjam atau beli buku?
3. baca buku atau nonton film?
4. beli buku online atau offline? (tobuk yg temboknya bisa disentuh)
5. (penting) buku bajakan atau ori?
6. gratisan atau diskonan?
7. beli pre-order atau menanti dgn sabar?
8. buku asing (terjemahan) atau lokal?
9. pembatas buku penting atau biasa aja?
10. bookmark atau bungkus chiki?
11. harry potter atau hermione?
12. obral gramedia atau diskon toga mas?
13. Musashi atau Taiko?
14. alamat kirim buku kantor apa rumah?
15. buku children apa young adult?
16. happy ending vs sad ending?
17. Rhett Butler vs Ashley Wilkes?
18. buku baru vs buku second?
19. twitter vs facebook?
20. book swap vs book sale?

Maka jawaban saya adalah.....
1. Nambah donk!
2. Diusahakan beli, kalau lagi bokek baru pinjam. Eh, atau kebalik yach?
3. Baca buku donk...
4. Offline, gara2 gak punya kartu credit. There, I said it!
5. Ori donk...selain kamus, nggak punya buku bajakan. adanya juga fotokopian buku pelajaran buat dipake di kampus...
6. Kalo bisa gratis, milih gratis donk. Kalau nggak ada, yaaaa diskon juga bolehlah...
7. Sabar menanti.
8. Asing atau terjemahan, atau bilingual ala buku anak SMA jaman sekarang (eh?!)
9. Sangat penting!!! (perhatikan pemakaian tiga tanda seru)
10. Bookmark. Kalo pake bungkus ciki, takut bukunya dikerubuti semut. Tapi kalau ngak ada bookmark, nota belanja juga boleh. Tapi nggak sampe bungkus ciki lhooo....ih, amit-amit XD
11. Harry Potter!!! Percaya atau nggak, dulu waktu SMP sering iseng nulis nama "Ika Potter" di buku pelajaran, bikin guru-guru mengernyitkan dahi. #PengakuanDosa
12. Dua-duanya! Dimana ada diskon, disitulah saya berada...
13. Belum baca dua-duanya, jd nggak bisa milih...
14. Kantor dech...
15. YA
16. Happy Ending is the best!
17. Er...itu siapa yach?
18. Baru, biar baunya masih bau kertas yg harum....kalo second biasanya udah campur bau apak debu soalnya.
19. Kalo buat promosi update blog sih dua-duanya oke...
20. Book sale!

Nah, sekarang pertanyaan dari mbak Lila. Berhubung, pertanyaan no 1-10 sama, jadi pertanyaan dari mbak Lila aku tulis dari nomor 11-25 aja yach, biar saya nggak usah nulis dua kali, oke? Here we go...
11. Puasa makan atau puasa beli buku?
12. Meminjamkan buku atau dipinjamkan buku?
13. Badan dan gadget yang kehujanan atau buku yang kehujanan?
14. Movie adaptation : baca buku duru baru nonton atau nonton dulu baru baca buku?
15. Cedric Diggory atau Edward Cullen?
16. Habis beli buku, langsung baca atau timbun dulu?
17. Romance atau mystery?
18. Novel fantasy lokal atau terjemahan?
19. Beli baju baru atau preorder buku baru?
20. Katniss (HG) or Tally (Uglies)?
 21. Kalo lagi antri, baca buku ato mainan hape?
22. Kalo lagi perjalanan jauh, baca buku ato pules?
23. Nyusun bukunya di rak, tidur apa berdiri?
24. Ke toko buku ato ke perpus?
25. Severus Snape ato Presiden Snow?

Dan beginilah jawaban saya...:
11. Puasa makan buat beli buku... #TepokJidat
12. Dipinjamkan buku...heheee, biasanya sih pinjem dari kak Cindy
13. Apapun yang terjadi, yang penting Buku dan Gadget tetap selamat!
14. Lebih sering buku dulu baru film...
15. Do U have to ask?! Cedric Diggory donk...!!!!!
16. Timbun dulu sampai jadi menara #eh
17. Tergantung mood.
18. Terjemahan.
19. Beli baru...nggak pernah pre-order.
20. May the Odds be Ever in Your Favour! -salam Hunger Games-
21. Tergantung mood juga #sigh
22. Saya punya mata "empat" yang sayangnya tidak bisa diajak kompromi kalau sedang di dalam kendaraan, jadi saya lebih baik tidur sambil mendengarkan musik klasik XD
23. Sebisa mungkin berdiri
24. Toko buku, soalnya "hasrat untuk memiliki" tak terbendung. Takutnya kalau masuk perpus, hasrat itu bisa menjadi "hasrat untuk mengutil" #eh
25. Severus Snape donk!!!!!!!!!!!!!!! Biarin dech meski Greasy Git juga, tapi dia bisa mencintai seorang wanita dengan cara yang mengagumkan. Hidup Bat of the Dungeon!!!!

Dan berikut adalah 5 pertanyaan tambahan dari saya:
1. Profesor Albus Dumbledore atau Gandalf?
2. Puisi atau Cerpen?
3. Teman baca buku paling asyik; Kacang atau Kopi?
4. Kalau lagi kena Insomnia; baca buku atau menghitung domba?
5. Best boyfriend; Romeo atau  Mr. Darcy?

Saya nggak tahu yang belum dapet giliran siapa, jadi....errr... *mikir* pertanyaan ini saya lempar pada:
1. Fauziyyah Arimi
2. Asrina Maharani
3. Busyra (Zee)
yang akan saya senggol di twitter yaaaa.....

Kamis, 02 Mei 2013

Review: MOMO by Michael Ende

Paperback, 320 halaman
Penerbit: Gramedia
Tahun terbit: 2004
Penerjemah: Hendarto Setiadi
ISBN: 979-22-0943-3

"Sebagaimana kalian memiliki mata untuk melihat cahaya dan telinga untuk mendengar bunyi, kalian juga memiliki hati untuk merasakan waktu. Dan waktu yang tidak dirasakan dengan hati menjadi hilang sia-sia, bagaikan warna-warni pelangi bagi orang buta dan kicauan burung bagi orang tuli." -hal 187-

Masa lalu, masa kini, dan masa depan merupakan tiga saudara yang takkan terpisahkan. Masa kini hanya ada karena masa depan berubah menjadi masa lalu. Dan masa kini yang kita rasakan seperti berabad-abad, sebenarnya saat kita menatapnya, dia sudah tergelincir menjadi masa lalu pada detik selanjutnya. Dan ketiganya berpusar pada sesuatu yang disebut "waktu" oleh manusia.

"Waktu adalah kehidupan. Dan kehidupan berpusat di dalam hati." -hal 85-
Itulah yang kira-kira coba disampaikan oleh Michael Ende lewat kisah gadis kecil bernama Momo ini. Dia muncul begitu saja entah dari mana di sebuah kota, dengan pakaian kumal dan kedodoran yang asal saja ditemukannya entah di mana. Amfiteater tua yang masih ada di kota tersebut merupakan tempat tinggal Momo yang memiliki kemampuan yang unuk: mendengarkan. Ya, mendengarkan. Dia mendengarkan segalanya, mulai dari celoteh anak-anak yang sering bermain di amfiteater, curahan hati para sahabatnya Beppo Tukangsapujalanan dan Gigi (Girolamo) Pemanduwisata, suara derum mobil di kejauhan, hingga suara malam dan suara alam semesta. Menurut Momo, suara alam semesta seperti musik lembut yang indah, namun benarkah begitu?

Kehidupan di kota tersebut berjalan sangat normal hingga kedatangan para Tuan Kelabu atau para agen yang mengaku datang dari suatu tempat yang bernama Bank Waktu. Mereka mempengaruhi penduduk kota untuk menabung waktu mereka, dan pelan-pelan mencuri waktu mereka. Seluruh penduduk kota pun menjadi sibuk, dan secara misterius berkata 'tidak punya waktu' untuk bertemu teman lama, mengobrol dengan sanak saudara, atau merawat ibu yang sedang sakit. Anak-anak pun banyak yang menjadi korban karena para orang tua tidak punya waktu untuk anak-anak mereka. Keadaan yang semakin gawat pun memicu campur tangan Empu Secundus Minutius Hora, yang meminta bantuan Momo untuk menghentikan para Pencuri Waktu.

Bahasan mengenai waktu, dan bagaimana waktu merupakan hal yang sangat berharga memang menarik. Tema yang serupa juga diangkat oleh Mitch Albom dalam bukunya The Time Keeper (yang review-nya bisa dilihat di sini). Michael Ende dalam buku ini berusaha menyampaikan bahwa waktu merupakan hal yang sensitif, dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebaik-baiknya bukan berarti mencari uang sebanyak-banyaknya dengan cara bekerja tanpa henti (ingat peribahasa all works and no play makes Jack a dull boy). Namun pemanfaatan waktu bisa juga dengan membantu orang lain, bertegur sapa dengan tetangga, atau berkunjung ke orangtua kita yang sudah sakit-sakitan, karena manusia sejatinya tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain.

"Ada suatu rahasia besar yang sangat misterius, namun sekaligus sangat dikenal. Semua orang terlibat, semua orang mengetahuinya, tetapi jarang sekali ada yang pernah memikirkannya. Sebagian besar orang menerimanya begitu saja, tanpa merasa heran sedikitpun. Rahasia itu adalah waktu. Kita mempunyai penanggalan dan jam untuk mengukur waktu, namun itu tidak berarti banyak, sebab kita semua tahu bahwa satu jam bisa terasa seakan-akan tanpa akhir, tetapi bisa juga terasa bagaikan sekejap mata, tergantung apa yang kita alami selama satu jam itu. Sebab waktu adalah kehidupan. Dan kehidupan berpusat di dalam hati." -hal 67-
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...