Selasa, 29 Mei 2012

The Naked Traveler (Trinity)

Status: buku pinjaman
Page: 282
Publisher: C Publishing

Sebenarnya saya tidak sengaja dipinjami buku ini oleh salah seorang teman kantor saya, yang ternyata dia pinjam juga dari teman kantor saya yg lain, yang yang juga teman saya yang tidak tahunya pinjam juga dari teman lain dari Goodreads semarang yang juga teman saya. Halah...sampai bingung sendiri saya nulisnya. Tapi tidak usah saya sebutkan namanya, yang bersangkutan pasti tahu kan? Heheee...

Buku tulisan Trinity ini sangat unik. Reaksi yang muncul saat saya membaca buku ini kebanyakan hanya "Oooh, ternyata begitu yaa..", soalnya banyak sekali informasi-informasi yang baru saya tahu (maklum, saya wong ndeso yang belum pernah ke luar negeri selain ke Singapore yg cuma sekali).

Buku setebal 282 halaman ini menceritakan pengalaman si penulis saat Travelling sebagai backpacker. Tulisannya pun lucu dan informatif. Dibagi menjadi 7 bagian (Airport, Alat Transportasi, life Sucks!, Tips, Sok Beranalisa, Adrenaline, Ups!) dengan beberapa cerita pendek ϑî dalamnya, membuat buku ini asik dinikmati sebagai bacaan ringan sebelum tidur. Pendapat-pendapat yang dilontarkan penulis dalam buku ini pun menurut saya sangat jujur dan lucu, seperti saat dia menggambarkan bahwa cowok-cowok terganteng ϑî dunia adalah cowok Italy, dan berbagai hal kecil lainnya yang jika diceritakan bisa menjadi topik yang menghibur. Saya bahkan baru tahu, lagi-lagi gara-gara membaca buku ini, bahwa ãϑα total 11 negara ϑî dunia yang pasti bisa didatangi tanpa visa oleh orang Indonesia. Namun kita juga harus hati-hati dengan beberapa negara yang mencantumkan "tanpa visa" untuk dikunjungi, karena bisa jadi itu adalah negara jajahan yang visanya harus diurus ϑî kedutaaan negara yang menjajah. Hadehh..ribet pokoknya. But really informative.

Salut juga buat jiwa petualang Trinity yang luar biasa dan sepertinya gak ãϑα matinya itu.

 ^_^

-Love, Ika-

Sabtu, 26 Mei 2012

Prophecy of the Sisters (Michelle Zinc)

format: e-book
page: 251

Okay, confession's here. I read the book because of the interesting cover (the one published in Indonesia, at least). The cover was amazing, twin girls in the close up with dazzling blue eyes for one, and brilliant green orbs for the other. You know what, every time I passed that book in a bookstore, I would grab it and admire the cover while wondering weather or not the story is as stunning as the cover.

Then I happened to have the e-book version and read it. The story starts with the funeral of the twins' father. Lia Milthrope, the main character (since the story is told from Lia's point of view) lived only with her twin sister, Alice Milthrope, younger brother Henry, and Virginia as their aunt and guardian after the death of their father, Thomas Milthrope. Lia found an ancient book in the library about the prophecy of the sisters and their roles as the Guardian and the Gate. It turned out that the prophecy was true, and Lia and Alice were parts of it.

Lia, the gentle and polite one, assumed that she played role as the Guardian, the one to guard her sister from doing the bad thing, to guard the world from the apocalypse. Alice, on the other hand was reckless and impolite fitted the role of the Gate, who would allow the devil to enter the world and bring chaos. But everything didn't seem like it did. The role was reversed. How were they supposed to fulfill their roles? Did they have choices? Did the prophecy must be fulfilled?

The thing that I understand from this book is that the fight the two girls have againts destiny. Their role had been written long before they were born, but they were willing to do the exact opposite.
It is our choice that matters most, more than our role, written in an old legend under the name of destiny. But why does the book make me sleepy? The idea of the story is okay I think, but the dialog is a bit boring. The characters are too flat, like they are some random girls forced with dialogs. I mean, the characters do not really show their characteristics, isn't that funny? And there are almost no suspense at all, except the end part where Alice killed Henry yet helped Lia. That part, as far as I know, is the best part of the book. It shows emotions, while I can't even recall the main character shows any real emotion so far, although she was forced to face cruel situations. Basically, it's not as good as I expected.

So moral value: don't judge a book by its cover hehee...


-Ika-

Rabu, 23 Mei 2012

Harry Potter and the Deathly Hallows (J.K Rowling)

Setelah lama ditunggu tunggu...akhirnya buku pamungkas ini muncul juga! Karena tidak sabar menunggu versi bahasa Indonesia-nya, saya sempat membaca dalam versi bahasa Inggris dengan cover yang seperti ini:
Saya langsung jatuh cinta sama gambar Locket Salazar Slytherin yang ada di covernya, heheheee....

Anyway, kisah di buku terakhir ini, tidak seperti di buku-buku sebelumnya yang bersetting di Hogwarts, Harry, Ron dan Hermione justru berpetualang menjelajah Seluruh Inggris Raya. Mulai dari pedesaan terpencil, hutan belantara, atau gubuk di pinggir pantai milik pengantin baru Bill dan Fleur Weasley.

Setelah kematian Albus Dumbledore, Harry dan kawan-kawan berniat mencari seluruh Horcrux yang ada dan menghancurkannya. Mereka bahkan tidak melanjutkan pendidikan tahun terakhir mereka di Hogwarts. Sementara itu Lord Voldemort dan Pelahap Maut, yang memang telah bertambah kuat, berhasil mengambil alih Kementrian Sihir dan Sekolah Sihir Hogwarts, menjadikan Severus Snape sebagai kepala sekolah.

Pencarian Horcrux pun tidak berjalan mulus. Ron, dan Harry pun sempat bertengkar hebat di tengah-tengah misi yang berbahaya tersebut. Tak disangka-sangka, petunjuk-petunjuk rahasia yang diberikan Dumbledore justru mengantarkan mereka pada fakta mengenai keberadaan Relikui Kematian. Benarkah dengan mengumpulkan Relikui Kematian mereka bisa menghancurkan Voldemort dan horcrux-horcruxnya?

Tidak seperti buku-buku sebelumnya yang banyak diselingi humor segar di sana-sini; buku ini lebih serius dan banyak sekali karakter yang meninggal (terutama di akhir cerita. Saya hampir banjir air mata hiks...). Twist yang luar biasa pada karakter Severus Snape juga menjadi nilai plus. Dan penggambaran tentang apa yang dirasakan Harry saat dia akhirnya harus menghadapi Voldemort di hutan.....grrr...keren banget pokoknya...!!!!!

Recomended abizzz...

-Love, Ika-

Harry Potter and the Half-Blood Prince (J.K. Rowling)


Petualangan Harry di tahun keenam ini sudah hampir memasuki puncaknya. Bisa diduga, ceritanya pun semakin kelam. Untuk mempersiapkan diri menghadapi pertempuran tak terelakkan dengan Lord Voldemort, Albus Dumbledore memberi pelajaran “tambahan” untuk Harry. Dan satu per satu, masa lalu Voldemort mulai terkuak.

Severus Snape, yang kali ini mengampu mata pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam juga memegang peranan penting dengan Unbreakable Vow-nya untuk melindungi Draco Malfoy dari misi rahasianya dari Voldemort.

Sementara itu Harry, yang saat ini menjabat sebagai kapten tim Quidditch Gryffindor semakin sibuk dengan kegiatannya. Belum lagi ada guru baru Ramuan, profesor Slughorn,  yang menaruh minat terhadapnya karena Harry tiba-tiba saja menyandang predikat “jenius” dalam mata pelajaran tersebut berkat bantuan buku kumal milik Half-Blood Prince yang ditemukannya itu. Siapakah sebenarnya Half-Blood Prince?

Cerita akan diakhiri dengan adegan perang di Hogwarts dan (lagi-lagi) kematian salah satu tokoh penting. Yang jelas hingga hampir mendekati akhir pun, kejutan-kejutan masih sering saya temui di buku ini. J.K Rowlng benar-benar bisa mempertahankan suspense sampai akhir.

Enjoy!

-Love, Ika-

Harry Poter and the Order of the Phoenix (J.K. Rowling)


Setelah menyaksikan kebangkitan musuh bebuyutanya, Lord Voldemort, sekaligus kematian salah satu temannya, Cedric Diggory, Harry tidak bisa tinggal diam. Namun apa daya jika dirinya terpaksa harus tinggal di kediaman keluarga Dursley selama musim panas. Keanehan mulai terjadi ketika ada dua Dementor menyerang Harry dan sepupunya Dudley di Little Winging. Siapa yang mendalangi penyerangan tersebut?

Orde Phoenix, organisasi rahasia bentukan Albus Dumbledore muncul ke permukaan. Mereka pertama kali tampil ketika menjemput Harry dari Privet Drive ke markas besar mereka di London. Keluarga Weasley, Sirius Black dan Remus Lupin yang merupakan anggota Orde Phoenix pun mendapat jatah kemunculan yang lebih banyak di buku ini.

Sedikit banyak, buku kelima memang menyentuh masalah politik. Terlihat jelas perebutan kepentingan antara pihak Kementrian Sihir dengan Cornelius Fudge sebagai Menteri Sihir dan organisasi Orde Phoenix di bawah pimpinan Albus Dumbledore. Cornelius Fudge bahkan menempatkan bawahanya yang bernama Dolores Umbridge sebagai guru baru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di Hogwarts. Namun apa jadinya jika guru tersebut malah melarang murid-murid menggunakan sihir? Harry, dibantu Hermione pun bertindak. Dia membentuk sebuah klub murid untuk berlatih sihir secara intensif di sebuah ruang rahasia, yang dinamakan Dumbledore’s Army.

Buku ini memang sangat tebal, namun isinya tidak sepadat buku sebelumnya, tapi tetap saja enak dibaca. Dan kematian salah satu tokoh penting di buku ini-pun sempat membuat saya “mrebes mili” saat membacanya. Saya juga masih ingat masa penantian panjang menunggu terbitnya buku ini, hehe... Anyway, ketika membaca buku ini, saya sudah mulai membacanya dari yang English Version. Dan sedikit banyak saya memang membandingkan dengan yang versi terjemahan Bahasa Indonesianya. Dan terus terang, saya berani mengacungi 4 jempol buat penerjemahnya, karena hasil terjemahannya, tidak seperti buku-buku terjemahan pada umumnya, benar-benar bagus ^_^

Enjoy!

-Love, Ika-

Harry Potter and the Goblet of Fire (J.K. Rowling)


Apakah Sekolah Sihir Hogwarts adalah satu-satunya sekolah sihir yang ada di dunia? Tentu saja tidak! Kemunculan Akademi Beauxbatons dari Perancis dan Institut Drumstrang dari Bulgaria tentu saja adalah hal yang paling menonjol di seri keempat petualangan Harry Potter ini. Seperti apa murid-murid dari kedua sekolah tersebut? Semua itu akan terungkap di buku ini karena Hogwarts akan menjadi tuan rumah Turnamen Triwizard, dan para tamu dari kedua sekolah sihir lainnya pun akan datang sebagai kompetitor. Akan dipilih satu wakil (juara) dari tiap sekolah untuk bertanding dalam Turnamen yang konon telah memakan banyak korban ini. Namun apa jadinya jika muncul dua juara dari Hogwarts?

Sudah bisa ditebak, bahwa Harry lah yang lagi-lagi kecemplung dalam situasi tidak menguntungkan ini. Sebagai “juara keempat”, dan yang termuda dalam Turnamen ini, Harry memperoleh banyak tekanan, termasuk dari para murid Hogwarts sendiri yang menuduh Harry gila popularitas. Benarkah? Bahkan Ron Weasley, sahabat karibnya sendiri mengira demikian. Sanggupkah Harry menjalankan tugas-tugas berat yang menanti para juara dalam Turnamen tanpa dukungan sahabatnya itu?

Alastor “Mad-Eye” Moody adalah guru baru di Hogwarts tahun ini. Mantan Auror yang eksentrik ini juga memegang peranan besar dalam petualagan Harry tahun ini. Dan akan ada Pesta Dansa di Hogwarts! Siapakah pasangan dansa  Harry?

Buku keempat ini memang lebih matang dan lebih kompleks dari seri-seri sebelumnya. Persahabatan Harry-Ron juga diuji kali ini. Namun yang tidak kalah heboh adalah timbulnya benih-benih cinta di antara para karakter yang memang memasuki masa remaja. Plot yang luar biasa dikombinasi dengan humor dan dilema remaja membuatnya sangat enak dibaca. Bagi yang tidak suka kekerasan, ada sedikit peringatan karena endingnya terasa sangat “dark” dengan kematian tokoh tertentu.

Enjoy!

-Love, Ika-

Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (J.K. Rowling)


Buku ini mencakup petualangan Harry Potter di tahun ketiganya di Sekolah Sihir Hogwarts. Kisah ini dibuka dengan kaburnya kriminal bernama Sirius Black dari penjara sihir Azkaban. Sementara itu, adik Paman Vernon yang bernama Bibi Marge datang mengunjungi keluarga Dursley di Privet Drive. Namun terjadi percekcokan antara Harry dan Bibi Marge saat makan malam terakhir Bibi Marge dengan keluarga Dursley, yang membuat Harry lepas kendali dan tanpa sengaja menggelembungkan bibinya sebelum akhirnya kabur dari rumah. Berkeliaran tanpa tujuan, Harry terselamatkan dengan kedatangan Bus Ksatria yang melayani para penyihir yang tersesat, disambut dengan ramah oleh Cornelius Fudge si Menteri Sihir di Leaky Cauldron, dan berkumpul kembali bersama kedua sahabatnya, Ron Weasley dan Hermione Granger serta seluruh keluarga Weasley. Namun segalanya semakin mencurigakan karena ternyata Sirius Black mengincar Harry! Sekarang Harry tidak bisa bebas berkeliaran tanpa perlindungan. Namun siapa sebenarnya Sirius Black? Dan untuk apa dia mengincar Harry?

Seperti biasa, akan ada guru baru untuk mata pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam bernama Remus Lupin, yang ternyata merupakan sahabat orangtua Harry. Kejadian yang melatarbelakangi terbunuhnya Lily dan James Potter pun semakin tersingkap, dan lagi-lagi, semua ini berhubungan dengan Sirius Black!

Seri ketiga ini termasuk salah satu favorit saya dalam seluruh saga ini, karena ceritanya yang penuh twist, dan kemunculan tokoh ‘guru-teladan’ Remus Lupin (yang sempat membuat saya berandai-andai untk memiliki guru ideal seperti dia heheee...). Anyway, konflik tentang persahabatan juga ditonjolkan disini, karena untuk pertama kalinya trio Harry-Ron-Hermione menghadapi percekcokan yang hampir menghancurkan persahabatan mereka. Humor segar juga terasa di sana-sini. Pokoknya komplit serunya...!

Enjoy!

-Love, Ika-

Harry Potter and the Chamber of Secret (J.K. Rowling)

Kisah petualangan Harry Potter di tahun keduanya di Sekolah Sihir Hogwarts (Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry) ini lebih “dark” daripada buku pertama. Ceritanya dimulai dengan kunjungan tak terduga dari Peri Rumah bernama Dobby, yang memperingatkan Harry akan bahaya besar yang menantinya di Hogwarts. Dobby bahkan sempat mencegah kembalinya Harry ke Hogwarts dengan cara menutup palang rintangan di Peron 9 ¾. Alhasil, Harry dan Ron, sahabatnya, terpaksa kembali ke Hogwarts naik “mobil terbang”...!!! Tentu saja hal ini membuat geger seluruh Hogwarts. Belum lagi adanya guru baru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang menyebalkan bernama Gilderoy Lockhart, gangguan tak diinginkan dari hantu di toilet anak perempuan Myrtle Merana. Tapi itu semua belum seberapa. Murid-murid kelahiran Muggle dibuat membatu! Siapa dalang dari semua itu? Parahnya lagi, Harry Potter lah yang jadi tersangka utamanya.

Jika buku pertamanya terkesan seperti sebuah “perkenalan” atau “intro” dari saga ini, maka buku kedua ini bisa dikatakan tempat dimana masalah-masalah serius mulai muncul. Certanya memang terkesan “dark” karena melibatkan beberapa tokoh hantu yang menjadi sentral konflik, dan horror tersembunyi yang ada di kamar rahasia. Dan menurut saya, dari ketujuh buku Harry Potter, buku inilah yag paling mendekati genre “horror”.

Enjoy!

-Love, Ika-

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (J.K. Rowling)

Meski ini adalah buku yang sudah lamaaaaaaaaa.... sekali saya baca, tapi rasanya tidak afdol kalau saya tidak menulis komentar saya sama sekali tentang buku favorit saya ini. Jadi begini ceritanya:

Saya pertama kali membaca kisah petualangan si penyihir cilik ini berkat rekomendasi salah satu teman dekat saya. Saat itu saya sempat skeptis juga. Apa? Buku tetang penyihir cilik? Ah, paling-paling ceritanya klise dan kekanak-kanakan. Tapi teman saya tetap bersikeras bahwa buku ini “beda”. Dan komentar saya sampai saat ini Cuma “WOW!”. Mungkin karena saat saya pertama kali membaca buku ini, usia saya 11 tahun, sama dengan usia Harry Potter dalam buku ini, jadi ada suatu ikatan tersendiri. But still, wow!

Harry Potter, seorang anak lelaki berusia 11 tahun yang kurus tinggal bersama Paman, Bibi, dan sepupunya di Privet Drive No.4, Little Winging, Surrey, suatu ketika menerima surat misterius yang mengubah total kehidupannya dari seorang anak yatim piatu, menjadi penyihir terkenal. Dia belajar sihir di Sekolah Sihir Hogwarts, sekolah asrama khusus penyihir. Di sekolah itu, dia menemukan banyak hal baru yang menakjubkan, mulai dari pelajaran-pelajarannya yang menarik (sebut saja Transfigurasi, Ramuan, Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, Mantera, Herbologi, sampai pelajaran terbang!), dua sahabat sejati yang rela melakukan apa saja untuknya (Ron Weasley dan Hermione Granger), fakta-fakta mengenai sejarah keluarga dan orang tuanya, juga petualangan-petualangan yang tak terlupakan di koridor terlarang lantai 3, hutan terlarang, dan kastil dengan banyak lorong rahasia. Tapi tidak semua yang dialami Harry adalah peristiwa hura-hura semata. Tantangan besar menantinya sehubungan dengan misteri kematian orangtuanya dan...apalagi kalau bukan batu bertuah yang diincar oleh musuh bebuyutan Harry, Lord Voldemort!

J.K. Rowling mengemas kisah ini dengan sentuhan humor segar di sana-sini, pesan moral tentang keberanian, persahabatan, dan kepercayaan, dan juga cerita yang tersusun apik. Salah satu buku favorit saya sepanjang masa.

Pokoknya recomended..!!!

-Love, Ika-
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...