Jumat, 12 April 2013

Review: City of Lost Souls (The Mortal Instruments #5) by Cassandra Clare

Paperback, 711 halaman
Penerbit: Ufuk Publishing House
Penerjemah: Melody Violine
Tahun terbit: 2012
ISBN: 978-602-18636-5-7

"Kau tidak bisa mencurangi kematian. Pada akhirnya, kematian akan menemukan jalannya sendiri."

Jace hilang...!!!!
Tentu saja Clary, Izzy, Alec, Simon dan seluruh penghuni institut panik. Apalagi sepertinya Sebastian ada di balik semua ini. Magnus sang warlock pun tidak bisa melacak keberadaan mereka, seakan-akan mereka menghilang dari muka bumi. Apakah mungkin? Alec yang mempunyai ikatan Parabatai dengan Jace pun merasakan suatu keanehan. Celakanya, Kunci malah menghentikan pencarian Jace. Clary dkk pun tidak bisa tinggal diam.

Clarissa Morgenstern, putri Valentine, akhirnya mencuri sepasang cincin peri dari institut sebagai alat komunikasi rahasia dengan sahabatnya Simon, sementara Clary menjalankan misi gila dengan menyusup ke sarang Sebastian untuk menyelamatkan Jace. Hal ini menjadi mudah karena Jace sendiri datang meminta Clary untuk bergabung bersama duo Jace-Sebastian. Semuanya menjadi membingungkan karena Jace terlihat senang hati membantu Sebastian. Ternyata sebuah ritual gelap telah menyatukan Jace dengan Sebastian: kau lukai yang satu, maka yang lain juga terluka, kau bunuh yag satu maka keduanya mati. Jace terperangkap, dan Clary harus menghadapi Jace yang bukan-Jace.

Simon, Izzy, Alec, dan Magnus mencari cara untuk memutus ikatan gelap Jace-Sebastian agar mereka bisa membunuh Sebastian tanpa melukai Jace. Merekapun mengambil cara yang hampir mustahil dengan memanggil malaikat Raziel, yang akhirnya memberi mereka pedang Glorious.

"Pedang ini mengandung kekuatan api Surga. Serang musuhmu dengan ini, maka ini akan membakar kejahatan darinya. Jika kejahatannya melebihi kebaikannya, lebih berat kepada Neraka daripada Surga, pedang ini juga akan membakar nyawa darinya." -hal 565.

Pertempuran besar pun terjadi karena Sebastian berniat menciptakan ras baru Pemburu Bayangan dengan darah Lilith sang Bunda Iblis. Di tengah pertempuran, Clary yang berniat membunuh Sebastian, dihadang oleh Jace yang masih terikat dengan Seastian. Clary yang teringat perkataan Jace yang asli pun menusukkan Glorious ke dada Jace.

Kisah dari seri The Mortal Instruments ini memang seru, namun menurut saya banyak juga bagian-bagian yang menurut saya kurang penting, namun tetap masuk dalam cerita dan membuat buku ini jadi super tebal, hehee... Bagian paling bagus memang mistery di akhir cerita, ketika Maryse Lightwood menemukan potongan sayap Malaikat di institut. Mbak Cassandra Clare ini memang seneng banget memunculkan misteri di halaman terakhir buku ini, yang menurut saya merupakan nilai plus, karena membuat pembaca jadi penasaran berat.

Kelebihan lain adalah para tokoh yang sering melontarkan joke ringan, yang kadang membuat saya senyum-senyum sendiri. Oh ya, tidak lupa, BIG applaus buat mbak Cassandra yang memasukkan unsur INDONESIA dalam novel ini. Magnus sang warlock ternyata lahir di Batavia, Indonesia dari wanita pribumi loooohhh....dan jangan lupa, ada tiga kata bahasa Indonesia yang diucapkan Magnus pada Alec dalam bahasa Indonesia: "Aku cinta kamu". Yeah, palng nggak sekarang semua orang yang baca novel ini bisa bilang I love you dalam bahasa Indonesia yach,,,,heheheee....

1 komentar:

  1. keren novelnya mba ,
    thkx bwt reviewnya :)
    tp kalo boleh saran tlg di lajutin ceritanya sampe ending mba heheh..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...