Tampilkan postingan dengan label Fantasy RC. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fantasy RC. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Juni 2013

Review: Uglies by Scott Westerfeld

Paperback, 432 halaman
Penerbit: Matahati
Tahun terbit: 2010
Penerjemah: Yunita Candra
ISBN: 6028590126

"Mungkin mereka tak ingin kau sadar bahwa setiap masyarakat punya kelemahan. Selalu ada satu hal yang menjadi tempat kita bergantung. Dan jika hal itu diambil, yang tersisa hanyalah cerita di kelas sejarah." -hal 354-

Apakah sebenarnya konsep kecantikan itu? Sejak jaman purbakala, menjadi cantik dan rupawan adalah impian setiap wanita; kulit yang bersih dan mulus, rambut yang panjang indah tergerai bak iklan shampo, bibir penuh ala Angelina Jolie, dan bentuk tubuh yang seperti peragawati yang melenggak lenggok di atas catwalk. Para pria pun tak kalah heboh dengan berlomba-lomba membentuk otot ala iklan produk susu pria ternama dan rajin ke gym. Isu tentang kecantikan inilah yang diangkat oleh sang penulis melalui kisah fiksi dystopian.

Diceritakan bahwa di masa yang akan datang, manusia melakukan berbagai cara untuk menjadi "sempurna". Inilah yang menyebabkan terjadinya operasi yang memungkinkan setiap anak yang berusia enam belas tahun untuk berubah menjadi "rupawan". Tally Youngblood adalah seorang "buruk rupa" yang tidak sabar untuk menjadi rupawan. Namun entah karena kemalangan apa, dia bertemu dengan seorang anak buruk rupa lain yang tidak ingin menjadi rupawan yang bernama Shay. Tally sendiri tidak peduli sebenarnya, hingga insiden kaburnya Shay menyeret Tally berhadapan dengan kaum "Spesial", agen khusus yang memaksa Tally mengejar Shay. Pengejaran ini berbuah pada pertemuan Tally dengan kelompok pemberontak di Smoke yang dipimpin David, dan sudah bisa diduga, permainan cinta segitiga pun muncul antara Tally-David-Shay, dimana Tally harus memilih antara impiannya menjadi rupawan, atau cinta dan persahabatan.

Ide ceritanya sangat menarik menurut saya, namun twist-twist yang dipakai si penulis agak klise karena di beberapa bagian saya bisa menebak apa yang akan terjadi....yeah, mungkin ini gegara saya saja yang kebanyakan baca kisah fantasi hehee.... anyway, pace-nya sebenarnya cukup oke untuk diikuti, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, namun suspensnya tidak terlalu menegangkan *ups*. Karakter si tokoh utama sendiri menurut saya terlalu "galau", padahal pembaca cenderung menyukai karakter dengan pendirian teguh yang lebih ditonjolkan oleh karakter Shay sebagai supporting character. Mungkin di sequelnya akan ada perubahan karakter bagai si tokoh Tally ini, atau si penulis sengaja membuat tokoh yang tumbuh bersama cerita, itu bisa saja. So, if you are a dystopian fan, this is the story for you!

Jumat, 12 April 2013

Review: City of Lost Souls (The Mortal Instruments #5) by Cassandra Clare

Paperback, 711 halaman
Penerbit: Ufuk Publishing House
Penerjemah: Melody Violine
Tahun terbit: 2012
ISBN: 978-602-18636-5-7

"Kau tidak bisa mencurangi kematian. Pada akhirnya, kematian akan menemukan jalannya sendiri."

Jace hilang...!!!!
Tentu saja Clary, Izzy, Alec, Simon dan seluruh penghuni institut panik. Apalagi sepertinya Sebastian ada di balik semua ini. Magnus sang warlock pun tidak bisa melacak keberadaan mereka, seakan-akan mereka menghilang dari muka bumi. Apakah mungkin? Alec yang mempunyai ikatan Parabatai dengan Jace pun merasakan suatu keanehan. Celakanya, Kunci malah menghentikan pencarian Jace. Clary dkk pun tidak bisa tinggal diam.

Clarissa Morgenstern, putri Valentine, akhirnya mencuri sepasang cincin peri dari institut sebagai alat komunikasi rahasia dengan sahabatnya Simon, sementara Clary menjalankan misi gila dengan menyusup ke sarang Sebastian untuk menyelamatkan Jace. Hal ini menjadi mudah karena Jace sendiri datang meminta Clary untuk bergabung bersama duo Jace-Sebastian. Semuanya menjadi membingungkan karena Jace terlihat senang hati membantu Sebastian. Ternyata sebuah ritual gelap telah menyatukan Jace dengan Sebastian: kau lukai yang satu, maka yang lain juga terluka, kau bunuh yag satu maka keduanya mati. Jace terperangkap, dan Clary harus menghadapi Jace yang bukan-Jace.

Simon, Izzy, Alec, dan Magnus mencari cara untuk memutus ikatan gelap Jace-Sebastian agar mereka bisa membunuh Sebastian tanpa melukai Jace. Merekapun mengambil cara yang hampir mustahil dengan memanggil malaikat Raziel, yang akhirnya memberi mereka pedang Glorious.

"Pedang ini mengandung kekuatan api Surga. Serang musuhmu dengan ini, maka ini akan membakar kejahatan darinya. Jika kejahatannya melebihi kebaikannya, lebih berat kepada Neraka daripada Surga, pedang ini juga akan membakar nyawa darinya." -hal 565.

Pertempuran besar pun terjadi karena Sebastian berniat menciptakan ras baru Pemburu Bayangan dengan darah Lilith sang Bunda Iblis. Di tengah pertempuran, Clary yang berniat membunuh Sebastian, dihadang oleh Jace yang masih terikat dengan Seastian. Clary yang teringat perkataan Jace yang asli pun menusukkan Glorious ke dada Jace.

Kisah dari seri The Mortal Instruments ini memang seru, namun menurut saya banyak juga bagian-bagian yang menurut saya kurang penting, namun tetap masuk dalam cerita dan membuat buku ini jadi super tebal, hehee... Bagian paling bagus memang mistery di akhir cerita, ketika Maryse Lightwood menemukan potongan sayap Malaikat di institut. Mbak Cassandra Clare ini memang seneng banget memunculkan misteri di halaman terakhir buku ini, yang menurut saya merupakan nilai plus, karena membuat pembaca jadi penasaran berat.

Kelebihan lain adalah para tokoh yang sering melontarkan joke ringan, yang kadang membuat saya senyum-senyum sendiri. Oh ya, tidak lupa, BIG applaus buat mbak Cassandra yang memasukkan unsur INDONESIA dalam novel ini. Magnus sang warlock ternyata lahir di Batavia, Indonesia dari wanita pribumi loooohhh....dan jangan lupa, ada tiga kata bahasa Indonesia yang diucapkan Magnus pada Alec dalam bahasa Indonesia: "Aku cinta kamu". Yeah, palng nggak sekarang semua orang yang baca novel ini bisa bilang I love you dalam bahasa Indonesia yach,,,,heheheee....

Kamis, 28 Maret 2013

REVIEW: Harry Potter dan Tawanan Azkaban by J.K. Rowling

Paperback, 534 halaman
Judul asli: Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Penerjemah: Listiana Srisanti
Penerbit: Gramedia
Tahun terbit: 2001

"EXPECTO PATRONUM"

Dementor, Escaped prisoner, Hipogriff....tahun ketiga bagi penyihir imut berkacamata ini memang penuh kejutan. Bermula dari Harry yang kabur dari rumah bibi Petunia dan paman Vernon setelah menggelembungkan bibi Marge yang menyebalkan (dengan accidental magic, tentunya), pertemuan dengan anjing hitam besar di Magnolia Crescent yang berakhir pada kemunculan bus tingkat warna ungu "the Knight Bus"--transportasi darurat untuk penyihir yang tersesat. Julurkan saja tangan pemegang tongkatmu, naiklah ke atas, dan kami bisa membawamu ke mana saja kau ingin pergi (page 50).

Hari-hari terakhir musim panas dihabiskan Harry di Leaky Cauldron, meski dia sudah berjanji pada Cornelius Fudge si menteri sihir bahwa dia tidak akan berkeliaran di London-nya Muggle, karena Sirius Black yang baru saja melarikan diri dari Azkaban sedang memburunya.
Guru baru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam tahun ini sangat kompeten. Profesor Remus J. Lupin mengajari murid kelas tiga cara menangani boggart dengan "riddikulus", red cap, hinkypunk, kappa, dan tentu saja mengajari Harry mantera Patronus untuk mengusir Dementor. Usut punya usut, si profesor keren ini ternyata teman dekatnya James Potter waktu masih sekolah lho...
Banyak sekali kejadian masa lalu yang terungkap dalam buku ini, diantaranya adalah identitas traitor sebenarnya dalam tragedi halloween yang menewaskan Lily dan James Potter, dan tentu saja identitas para Marauder pembuat Marauder's Map.

Kejadian paling menyebalkan, selain pelajaran Ramalan-nya profesor Trelawney tentu saja, adalah tentu saja munculnya dementor, makhluk kegelapan penjaga penjara sihir Azkaban yang menghisap harapan dan kebahagiaan dari manusia, dan bisa mengambil jiwamu dengan sekali kecupan.
Adegan klimaks dalam kisah ini bisa dikatakan spektakuler karena penuh kejutan, termasuk reuni 3 Marauder: Sirius Black, Remus Lupin, dan Peter Petigrew yang dikira sudah meninggal, dan ups, belum lengkap donk tanpa kehadiran Bat of the Dungeon, sang Potion Master kita, Severus Snape!!!! Pokoknya seru abis....

QUOTES
"Sirius menceritakan padaku bagaimana mereka menjadi animagi semalam. Pencapaian yang luar biasa--lebih-lebih lagi mereka berhasil menyembunyikannya dariku. Dan kemudian aku teringat bentuk Patronus-mu yang sangat unik, ketika dia menerjang Mr. Malfoy dalam pertandingan Quidditch-mu melawan Ravenclaw. Jadi, kau memang melihat ayahmu semalam, Harry...kau menemukannya dalam dirimu." --Dumbledore, page 525.

"Itu menandakan bahwa yang paling kau takuti adalah ketakutan itu sendiri. Sangat bijaksana, Harry." --Lupin, page196.

"Kau betul-betul anak ayahmu, Harry..." --Black, page 509.

Oh ya, jangan lupa, kalimat favorit saya sepanjang masa dari buku ini adalah:

"I solemnly swear that I am up to no good"

Last but not least, review aneh ini saya tutup dengan:

"Mischief managed" 

PS. Review ini saya ikutkan sebagai:
1) Hotter Potter
2) BBI monthly event March: Fantasy
2) Fantasy RC

Rabu, 27 Februari 2013

REVIEW: Harry Potter and the Chamber of Secrets by J.K Rowling


The story of this book is considerably darker than the first one. The second year of our own main character, a skinny bespectacled boy named Harry Potter, can be said adventurous. The story began at number 4 Privet Drive as usual, where Harry spent his summer holiday with his aunt Petunia, uncle Vernon and cousin Dudley Dursley. The family never treated him as part of them—they even forgot Harry’s birthday! In short, it was the worst birthday Harry had ever had; pretending he didn’t exist, for goodness sake!
Harry was surprised by the appearance of a house-elf named Dobby who warned Harry of the danger and evil lurking at Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry, waiting for him. But Harry was adamant in going back to school so that Dobby was forced to do something drastic. He set aunt Petunia’s pudding on the guest with a hovering charm, and put the blame on Harry. Aunt Petunia and uncle Vernon were livid. They locked Harry in his room—he became a prisoner in his own home—complete with bars on the window and cat-flap on the door. Harry was helpless, he couldn’t magic himself out since he already received a warning from the Ministry of Magic due to the use of a hovering charm Dobby used on the pudding.

Ron Weasley and his twin brothers, Fred and George, came unannounced to Privet Drive to free Harry and brouht him to The Burrow, where Harry spent the remaining of his summer holiday. Suffice to say, it was the best summer holiday for Harry. Then, of course, knowing Harry, trouble found him just before he got to Hogwarts Express: the barrier to the platform 9 ¾ was closed! It meant Harry and Ron must find another way to get to Hogwarts, and what’s better than a flying car? Classic! I personally like this part a lot. I mean, flying cars? Come on, it is very magicy...hahahaaaa....



In Hogwarts—after the flying car fiasco, of course—somebody or something started attackig the students—even Filch’s cat Mrs. Norris and the Gryffindor tower’s ghost Nearly Headless Nick couldn’t escape the attack. The chamber of secrets has been opened again after fifty years. Who’s behind it? Everyone suspected Harry since he was known as a parselmouth after a dueling club.


They thought Harry was the ‘heir of Slytherin’. But how come? Harry was a Gryffindor after all...although the sorting hat originally wanted to put him in Slytherin...



And dont forget, Harry and friends’ adventure continued to the forbidden forest where Harry and Ron met Aragog the Acromantula, finding the truth about the ‘horror within’ the chamber of secrets, and the actual slaying the giant snake thing with a sword. Really medieval, heheheee *evil laugh*

This story is epic! Even after reading it several times, it still blew me away.
One of my favorite parts is when everybody suspected Harry as the heir of Slytherin just right after the dueling club, and Harry came to the library to find the Hufflepuffs were talking about him. I mean, Harry could have left after that but he chose to appear in front of them and said “Hello, I’m looking fo Justin Finch-Fletchley”. I couldn’t stop laughing the first time I read that part, and when I read it again, it still managed to crack me. It really showed another part of Harry we hardly see: the prankster! He was a son of a Marauder after all.

There was something in my mind though, while reading the book. Gilderoy Lockhart’s office was in the second floor (see the part when Harry got a detention with Lockhart), and when in a Deathday Party Hermione told Harry and Ron that Moaning Myrtle’s toilet was on the second floor. But, after the deathday party (the part when the trio were in the wrong place at the wrong time after Mrs. Norris’ attack), they found an attack outside Myrtle’s toilet (which was on the second floor according to Hermione earlier). But then Lockhart said his office was nearest because it was upstairs, which meant the third floor. So where the hell was Lockhart’s office actually? Second floor, or third floor? Was it a blooper?
Well, it doesn’t matter. I still love the book anyway.  I don’t care how many bloopers they are, my love for Harry Potter is blind, heheheee....

***
This post is published to fulfill 3 reading Challenge:
1)Hotter Potter
2)Fantasy RC
3)Books in English RC

Selasa, 26 Februari 2013

REVIEW: Moonlight (Dark Guardian#1) by Rachel Hawthorne [Fantasy RC#3]

Paperback, 273 halaman
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2010
Alih bahasa: Kartika Sari

Sangat sulit untuk mempercayainya. Kurang dari dua minggu yang lalu aku masih menertawakan dan mengejek pendapat bahwa manusia serigala itu sebenarnya memang ada. Dan sekarang aku, Kayla Madison, akan menjadi salah satunya.

Apakah kau percaya akan keberadaan manusia serigala? Tidak? Mudah-mudahan saja nasibmu tidak seperti Kayla Madison. Gadis yang baru menginjak tujuh belas tahun ini adalah seorang Sherpa atau pemandu hutan sebagai pekerjaan musim panasnya. Dia bersama para Sherpa lainnya (Lindsey, Brittany, Lucas, Connor dan Rafe) mendapat tugas mengantar rombongan seorang profesor dalam perjalanan ke tengah hutan belantara sebagai bagian dari sebuah penelitian tentang serigala. Parahnya, kehidupan Kayla tidak mungkin bisa jauh-jauh dari serigala sejak orangtua kandungnya tewas dibunuh serigala di hutan tampatnya bekerja sekarang--yang dilakukan Kayla atas saran psikiaternya untuk "menghadapi masa lalumu".

Kayla tidak pernah mengeluhkan orangtua angkatnya. Mereka sempurna. Namun misteri kematian orangtua kandungnya selalu menggelayuti kehidupannya, karena sebagian besar ingatannya akan kejadian itu hilang oleh trauma. Apa sebetulnya yang terjadi? Benarkah orangtua Kayla tewas dibunuh serigala? Kayla berusaha mencari tahu.

Di sisi lain, sang ketua Sherpa yang bernama Lucas benar-benar mempesona. Rambutnya terdiri dari berbagai warna yang unik, dan dia cool. Tahu kan, tipe cool pendiam cuek tapi ternyata diam-diam perhatian itu. That type of cool. Kayla pun berusaha mendekatinya. Namun bagaimana dengan putra sang profesor, Mason, yang terang-terangan menyatakan cintanya pada Kayla? Haruskah Kayla menerimanya atau menunggu kepastian yang tak kunjung muncul dari Lucas?

Kejadian menjadi semakin rumit saat identitas Lucas sebagai manusia serigala terungkap. Mason dan rombongan berhasil menangkapnya untuk diteliti. Kayla pun mencoba membebaskannya sebelum purnama pertama setelah ulangtahunnya tiba, karena pada malam itu, perubahan pertama Kayla sebagai manusia serigala akan terjadi, dan hal itu sangat berbahaya jika dilakukan tanpa pasangan.

Buku ini sangat ringan dinikmati sebagai teman minum kopi *eh*. Ceritanya sebenarnya agak biasa dan gampang ditebak. Plotnya sederhana, dengan bahasa yang sangat ringan dan dialog yang nggak perlu mikir. Mungkin karena saya sudah agak terlalu sering nemu cerita macam begini, jadi kisah di buku ini menurut saya biasa-biasa saja dan tidak istimewa. Tokoh-tokohnya juga tidak terlalu kompleks. Yeah, intinya kalau sedang mencari bacaan ringan, ini buku yang tepat. Tapi kalau pengen bacaan yang agak mikir atau bosan dengan cerita paranormal klise, jangan baca ini, karena dijami akan kecewa.  

Kamis, 31 Januari 2013

[Review] EONA: Punggawa Naga Terakhir by Alison Goodman [posted as a part of Secret Santa 2012]

Paperback, 655 halaman
Judul asli: Epna: The Last Dragoneye
Alih Bahasa: Putra Nugroho
Diterbitkan oleh Noura Books, Mizan Fantasy
Tahun terbit: Juli 2012

I think this book is simply amazing!!! (thanks to my Secret Santa who gave me the book that I really love so much).

Mungkin sebaiknya saya katakan sekali lagi bahwa dalam event Secret Santa yang diadakan oleh BBI di penghujung tahun 2012 yang lalu, saya menerima buku ini (untuk post saya tentang hal ini bisa dilihat di Secret Santa 2012: Eona and Unsolved Riddle). Memang sudah menjadi kewajiban bagi si penerima untuk menyelesaikan buku ini tepat waktu dan mereview, yang tentu saja dengan senang hati saya lakukan. Saya bahkan sudah selesai membaca buku ini pada awal januari yang lalu, namun baru sempat menulis review tepat satu jam sebelum deadline posting. Jadi disinilah saya, berusaha mengingat-ingat kisah yang sudah sebulan saya telan bulat-bulat. Oh, dan jangan lupa, di akhir tulisan saya ini saya harus menebak identitas Secret Santa saya. That would be fun!

Okey, here goes...

Eona sang Putri Punggawa Naga akhirnya membongkar identitasnya sebagai Punggawa Naga wanita. Dia dan dua sahabatnya Ryko dan Dela berhasil kabur dari istana dan antek-antek High Lord Sethon dengan bantuan Kepala Nelayan Tozay. Namun Ryko terluka parah akibat pertarungan terakhirnya dengan Lord Ido, sang Punggawa Naga Tikus. Pada saat menjelang detik-detik kematian Ryko, Dela yang putus asa meminta Eona untuk mencoba menyembuhkan Ryko dengan kekuatannya sebagai Putri Punggawa Naga Kembar. Eona pun menyanggupinya.

Ryko berhasil sembuh total berkat Eona, namun harga yang ditanggung sangatlah mahal. Proses penyembuhan tersebut melibatkan kesepuluh naga yang sedang berduka akibat kehilangan punggawa mereka, mencoba menyerang Eona saat dia berada dalam dunia energi (hua). Eona hampir tidak sanggup menghadapi mereka, namun tak disangka, Lord Ido, yang juga berada di dunia energi datang membantu Eona. Bencana besar pun timbul akibat pertarungan para naga, dan para penduduk desa nelayan tempat Eona dan kawan-kawan berada banyak yang tewas sebagai korban tak berdosa. Eona pun merasa bersalah dan berniat ingin menjadi lebih kuat agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.

Karena status mereka yang merupakan buron kekaisaran (High Lord Sethon menasbihkan diri sebagai Kaisar Naga dalam kudeta), Eona, Dela, Ryko dan Vida (putri dari Tozay) berkelana dalam penyamaran sambil berusaha mencari Kygo sang Kaisar Mutiara yang keberadaannya tidak diketahui sejak kudeta Sethon. Namun Kygo lah yang muncul ke hadapan mereka. Kygo yang mendengar kabar terbunuhnya ibu dan adiknya menjadi gelap mata dan membunuh semua orang secara membabi buta, termasuk para pengawalnya. Untunglah Eona berhasil menyadarkannya sebelum terlambat.

Dalam kehirukpikukan yang terjadi, Eona mendapatinya bisa mengendalikan kehendak Ryko akibat usaha penyembuhan yang dilakukan Eona sebelumnya. Ryko sangat marah akan hal ini.

Di lain pihak Kygo dan Eona tidak bisa melawan ketertarikan mereka pada satu sama lain. Mereka sering menghabiskan waktu dengan bercakap-cakap, dan puncaknya adalah pengangkatan Eona sebagai Naiso kerajaan bagi Kygo, yang berarti penasihat kaisar, dan memiliki status setara dengan kaisar. Benih-benih cinta pun mulai timbul.

Sementara itu Kygo membutuhkan dukungan dari seorang punggawa naga dengan kekuatan penuh untuk mengambil alih kambali haknya sebagai Kaisar Naga yang sah. Padahal Eona belum menguasai kekuatannya. Hal ini membuat mereka membebaskan Lord Ido dari penjara Sethon untuk melatih Eona. Masalah mulai timbul ketika dalam dunia hua, Eona dan Ido berhubungan secara intim. Ini membuat ketegangan antara Kygo-Eona-Ido semakin terlihat jelas di tengah konflik: cinta segitiga di tengah intrik politik perebutan kekuasaan.

Satu per satu rahasia kelam pun mulai terungkap. Kinra sang Putri Punggawa Naga sebelum Eona, yang juga merupakan nenek moyangnya memiliki niat tersembunyi untuk mengambil mutiara kerajaan dari leher sang kaisar melalui Eona. Sementara Eona berusaha mati-matian melawan hasrat membunuh Kinra terhadap Kygo, Sethon pun semakin mendekat dengan mengirim pasukan berjumlah dahsyat kepada kaum pemberontak, Kygo dan Eona.

Ending cerita ini sebenarnya agak bisa ditebak, meski lebih baik saya tidak membeberkannya disini karena banyak sekali pembaca merupakan kaum pembenci spoiler :D

Keseluruhan isi buku ini menurut saya sangat luar biasa. Alison Goodman benar-benar meramu kisah cinta, fantasi, dan intrik politik menjadi bacaan yang sangat menyenangkan. Tokoh-tokohnya pun unik karena kepribadian mereka ditampilkan secara bulat. Saya bahkan sangat menyukai karakter Lord Ido sebelum ending cerita yang tiba-tiba karakter Lord Ido seperti agak keluar dari jalur (seperti yang saya bilang tadi, karena ending yang mudah ditebak, dan menurut saya juga agak memaksa. yah, baca sendiri lah, heheeee). Di lain pihak, nilai plus juga karena Alison berhasil mempertahankan buku ini hanya sebagai 2 seri, namun padat berisi. Sungguh keputusan yang briliant!

Dan sekarang....eng ing eng....menebak siapa Santa baik hati yang melemparkan buku ini dalam pelukan saya. Oke, seelumnya, untuk mengingatkan lagi, saya akan tulis kembali Riddle yang diberikan olah sang Santa:
I am a rash in a ran
I'm just a shower rain
An act without thinking
Hastly without due consideration
Sometimes bad tempered and rude

I am a rash in a ran
I'm walking but sometimes on air
But only at simple past tense
Proceed when quick actio needed
Of a voluntary personal action

I am a rash in a ran
Just ignore what the meaning of me
For it just what google would told you
What you need is a genius generator online
To get me back for what it is once

Just remember, 
I AM A RASH IN A RAN

Oke, saya akan menyimpulkan arti dari riddle di atas dengan gaya Sherlock Holmes (ehem):

Ada tiga petunjuk.
Pertama, tulisan tangan. Gaya tulisan yang rapi, dan dengan tinta warna warni di atas kertas yang jelas jelas kertas khusus surat atau kertas file yang lucu (saya juga suka membeli kertas seperti ini), ditambah sticker kartun lucu, menunjukkan dengan jelas bahwa Santa adalah seorang PEREMPUAN.

Kedua, kata-kata yang tertulis dalam bait-bait riddle memberi gambaran, yang meski tidak terlalu jelas, namun flowery, mengenai karakter Santa yang sering blak-blakan kalo ngomong dan sangat suka berkeliaran dalam dunia maya.

Ketiga, kalimat terakhir yang ditulis dalam huruf kapital semua menunjukkan bahwa bagian terpenting dalam riddle yang ditulisnya, tak lain dan tak bukan adalah kalimat ini. I AM A RASH IN A RAN. Sekilas memang agak membingungkan, namun setelah diartikan satu persatu, rash menurut Cambridge dictionary berarti careless or unwise, without tought for what might happen or result. Sedangkan ran disini digunakan dengan sangat mencurigakan mengingat ran merupakan bentuk past tense dari run, dan tidak mungkin menambahkan article a atau an di depannya. Jadi jelas ini merupakan pengecoh. Namun pronunciation ran adalah /ren/, dan jika menilik data BBI, seseorang dengan nama panggilan tersebut adalah mba Renanda Puspita.

Apakah tebakan saya benar???

Wahai sang Secret Santa yang baik hati, saya memanggil kehadiranmu atas nama Eona sang Punggawa Naga Terakhir, DATANGLAH!!

:D

PS. Untuk melihat link posting menebak identitas secret santa, bisa berkunjung ke blognya Oki di sini.

Minggu, 27 Januari 2013

REVIEW: Harry Potter dan Batu Bertuah [Hotter Potter] [Fantasy RC#2]

Paperback, 383 halaman
Judul asli: Harry Potter and the Philosopher's Stone (versi Inggris); Harry Potter and the Sorcerer's Stone (worldwide version)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: September, 2000
Penerjemah: Listiana Srisanti
ISBN 979-655-851-3

Mr. dan Mrs. Dursley yang tinggal di Privet Drive Nomor empat bangga menyatakan diri mereka bahwa mereka orang-orang yang normal, untunglah (Rowling, 2000: 7). Mereka tidak percaya dan tidak peduli hal-hal omong kosong semacam sihir. Namun suatu pagi di awal November, Mrs. Petunia Dursley menemukan bayi laki-laki yang tertidur pulas di depan pintu rumah mereka di Surrey, dan anak ini adalah penyihir bernama Harry Potter.

Sepuluh tahun dilalui Petunia dan Vernon Dursley untuk menyangkal bahwa Harry sebenarnya penyihir. Mereka berpendapat dengan memperlakukan Harry dengan tidak baik: mengurungnya di lemari di bawah tangga, menyuruhnya melakukan tugas dapur dan berkebun; dapat menghilangkan kekuatan sihir Harry (yang dari waktu ke waktu melakukan accidental magic). Dudley Dursley, sepupu Harry bahkan selalu memakainya sebagai kantong tinju dan salah satu permainan favoritnya bersama gengnya adalah 'Berburu Harry', meskipun Harry yang gesit hampir selalu bisa menghindarinya. Dan sebagai akibatnya, Harry Potter tidak tahu-menahu tentang statusnya sebagai penyihir. Hal ini berlangsung sampai suatu pagi sepucuk surat aneh yang dialamatkan pada Harry merubah segalanya:
Keluarga Dursley, tanpa alasan yang bisa dipahami oleh Harry, menyita surat tersebut. Namun keesokan paginya lebih banyak surat datang, dan setiap kali Harry tidak bisa menerimanya, surat tersebut akan datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak. Paman Vernon pun memutuskan untuk membawa serta seluruh keluarganya termasuk Harry untuk mengungsi ke sebuah pulau karang kecil di tengah laut saat badai agar siapapun yang mengirim surat itu tidak bisa menemukan mereka. Namun di tempat itu juga, saat jam berdetak mennjukkan tepat tenah malam, ulang tahun Harry yang ke sebelas, pintu pondok dijebol oleh sosok raksasa yang menerobos masuk. Rubeus Hagrid, pemegang kunci dan pengawas binatang liar di Hogwarts, telah datang untuk mengantarkan surat untuk Harry:
Hagrid pun membeberkan bahwa Harry adalah seorang penyihir, dan bahwa orangtuanya meninggal akibat perbuatan penyihir jahat bernama Lord Voldemort. Harry yang akan memasuki tahun pertamanya di Hogwarts pun dibawa Hagrid ke Diagon Alley untuk membeli berbagai macam peralatan sihir, tongkat, jubah, dan buku-bukunya, dan burung hantu seputih salju yang merupakan hadiah ulang tahun pertamanya dari Hagrid.

Dalam perjalanan menuju Sekolah Sihir Hogwarts, Harry bertemu dengan Ron dan Hermione. Ron Weasley yang merupakan penyihir berdarah murni menceritakan tentang keluarga besarnya, kakak laki-lakinya dan adik perempuannya yang semuanya penyihir. Sedangkan Hermione Granger si kutu buku bersikap sangat menyebalkan dan sok tahu. Namun kejadian tak terduga dengan Troll pada malam Halloween membuat ketiganya menjalin persahabatan erat:
Hogwarts membuat Harry merasakan "rumah" yang sesungguhnya. Dia memiliki banyak teman dan dua sahabat yang luar biasa, terpilih menjadi Seeker Gryffindor yang termuda selama seratus tahun terakhir, dan terutama mempelajari sihir dalam segala hal. Namun tidak semua yang dialami Harry menyenangkan! Koridor di lantai tiga terlarang dimasuki oleh siapa saja tahun ini, namun alasan di balik itu semua adalah misteri besar: Batu Bertuah disimpan di Hogwarts. Namun seseorang berusaha mencurinya. Dan Harry, Ron dan Hermione yang mengetahui hal ini berusaha menghentikannya.

Comment:

Pertama kali membaca buku ini, usia saya belum genap 12 tahun, kira2 seumur dengan Harry. Saat itu saya dipinjami buku ini oleh teman dekat saya dengan promosi "bagus lho, Ka. Ceritanya beda dari yang lain pokoknya". Saat itu saya skeptis. Maklum, saat itu internet belum berkembang seperti sekarang, dan belum ãϑα rekomendassi dari Goodreads hehee..jd saya benar2 tidak punya bayangan tentang isi buku ini selain rekomendasi vague teman saya ϑî atas itu. Saat itu saya pikir, Ah paling cerita tentang penyihir Ɣªª segitu segitu aja... Dan olala...betapa salahnya saya! Saya bahkan terbius hanya setelah membaca beberapa bab pertamanya saja. Beberapa kali saya berniat break sebentar saat membaca, namun selalu gagal akibat "ah break dulu habis ini ahhhh...eh tapi kok lagi seru, ntar hbs bab selanjutnya saja, ehhh tapi kok seru juga...nanti aja setelah bab selanjutnya lagi..." Yeah, you get the point.

Saat itu rasanya buku ini seperti ekstasy (kayak saya udh pernah pake aja, hihiiii), intinya bikin high, ketagihan dan sakau, hahaaaa... Well, singkat kata saya benar2 jatuh cinta pada buku ini! Mungkin usia saya saat itu berpengaruh juga karena tidak jauh beda dengan usia Harry dalam kisah ini. And I literally grew up with Harry Potter in my life. Betapa beruntungnya saya...

Setelah membaca buku ini untuk yang kedua kalinya (mungkin lebih), ternyata saya masih bisa tersihir oleh cowok imut berkacamata ini. Membalik halaman demi halaman buku yang sudah agak menguning ini, yang selalu tersimpan di lemari saya lebih dari 10 tahun lamanya, serasa menjejakkan kaki di Hogwarts dengan seratus empat puluh dua tangga yang bisa bergerak, lukisan yang berbicara dan bergerak, baju zirah yang berbisik serta lorong-lorong rahasianya yang penuh misteri.
Now, I miss Hogwarts already. But don't worry, saya segera kembali berpetualang di Hogwarts di tahun kedua Harry pada bulan February.

Untuk review saya sebelumnya mengenai Harry Potter dan Baru Bertuah bisa di-klik di sini.

Adios, fellas XD *dadah


Rabu, 23 Januari 2013

REVIEW: The Bliss Bakery#1 by Kathryn Littlewood [Fantasy RC#1]

Paperback, 308 halaman
Diterbitkan oleh: NouraBooks, Mizan Fantasy
ISBN: 978-979-433-690-8
Diterjemahkan oleh: Nadia Mirzha

Pertama kali lihat buku ini di Toga Mas Jogja waktu diskonaan 30% awal tahun, saya memang langsung jatuh cinta sama bentuknya yang imut: cover biru safir dan gambar cupcakes yang bikin ngiler, apalagi pinggiran halamannya yang bener-bener berwarna biru...hmmm, yummy! Jadi penasaran sama pinggiran birunya itu, gimana cara bikinnya yach? Apa dicelupin tinta biru? Mana bling-bling pula... eh, sorry jadi OOT *meringis.

Rosemary (Rose) Bliss adalah anak kedua dari Purdy dan Albert Bliss, pemilik Bliss Bakery di kota kecil bernama Calamity Falls. Rose tahu bahwa orangtuanya menggunakan sihir saat membuat roti, yang menjadikan roti yang dibuat menjadi roti ajaib. Mereka membantu para penduduk Calamity Falls yang sedang tertimpa musibah dengan roti ajaib mereka. Rose bahkan pernah menyaksikan Purdy menangkap petir sebagai salah satu bahan adonan kue! Namun yang menyebalkan adalah Rose tidak pernah dibiarkan membuat sendiri roti-roti ajaib itu, sungguh tidak mengasyikkan! Rose hanya disuruh membeli bahan-bahan biasa seperti mentega, terigu, gula dan telur, tidak pernah menangkap petir atau membotolkan nafas tidur orang yang tidak pernah berbohong. Namun sepertinya kesempatan membuat sendiri roti-roti ajaib itu datang saat orangtuanya pergi ke luar kota selama seminggu penuh!

Kakak lelaki Rose yang bernama Thyme (Ty) adalah remaja yang luar biasa tampan, sedangkan adik lelakinya Sage yang sangat mirip dengan Ty sangat lucu, sedangkan Leigh, adik perempuannya yang masih balita memang sangat menggemaskan. Diantara keempat kakak beradik keluaga Bliss, tidak mungkin orang akan melirik Rose yang biasa-biasa saja. Rose merasa bahwa dirinya tidaklah cantik, tidak anggun, tidak pintar, dan tidak berkuasa. Tidak istimewa. Ketika orangtua mereka pergi ke luar kota selama seminggu, seorang wanita cantik, tinggi, anggun dan pintar datang ke kediaman keluarga Bliss dan mengaku sebagai Bibi Lily, sepupu keempat Purdy. Ty dan Sage langsung jatuh hati pada bibi mereka yang mempesona itu. Dan dengan segera, Bibi Lily mengambil alih tugas dapur seperti memasak dan membuat kue, dan juga menjaga anak-anak keluarga Bliss. Hanya Rose yang mencurigai Bibi Lily, namun Ty dan Sage tidak bisa diajak kompromi.

Keluarga Bliss memiliki sebuah buku resep ajaib yang telah dimiliki secara turun-temurun yang bernama Bliss Cookery Booke. Buku tersebut disimpan di sebuah ruang rahasia yang hanya bisa dibuka oleh kunci yang dikalungkan di leher Rose. Rose telah berjanji untuk menjaga buku resep itu, namun godaan buku resep itu membuatnya dan kedua saudara lelakinya (lebih tepatnya atas bujukan dua saudara lelakinya) bereksperimen dengan beberapa resep ajaib yang ada seperti Muffin Asmara dan Cookie Kebenaran. Dan apa jadinya jika resep ketiga yaitu Cake Pemutar Balik Keadaan Seutuhnya terlanjur dibagikan ke seluruh Calamity Falls dan membuat sluruh kota jadi kacau balau? Untungnya Bibi Lily yang cekatan bisa mengatasi keadaan ini dengan Torte Blackberry Balik Ke Dulu. Namun, ups! Sage terlanjur menyerahkan kunci ruang penyimpanan Bliss Cookery Booke pada Lily! Akankah kecurigaan Rose pada Bibi Lily terbukti benar?

Ceritanya sangat ringan dan menghibur, sangat cocok untuk bacaan anak-anak. Sepertinya jika buku ini dijadikan film akan sangat lucu dan mengesankan. Saya kasih 3,4 bintang dech! Soalnya mungkin karena saya sudah bukan anak-anak lagi, jadi kurang menkmati buku ini, hahaaaa pendapatnya bias banget yach. Tapi kalau saya masih remaja pasti bisa lebih menikmati buku ini dech, ceritanya cukup bagus soalnya. Idenya juga keren, soalnya setelah baca ini langsung pengen masuk dapur buat bereksperimen dengan cupcakes dan cookies, yang benar-benar saya lakukan lhow!!! huahahaaa... ;p Errr, by the way, udah dulu yach, soalnya saya jadi tiba-tiba punya hasrat untuk bikin pancake yang dimakan pake syrup maple atau es krim vanilla, mmm yummy! XD

Oh ya, untuk review singkat saya di Goodreads, bisa dilihat di sini.

Adios *dadah*

Selasa, 15 Januari 2013

REVIEW: Believe by Victoria Alexander [Books in English RC#1]

I read this book as a part of my involvement in Books in English Reading Challenge, so I thing it goes without saying that I read the English version of this book.
Tessa St.James was not a believer. She was a 26 years old quasi professor in a University in the States. She taught Greek Mythology and planned on having a vacation to Greece in 3 weeks. But she never got the chance to have a vacation because she was thrown back through time and space to the Middle Ages, to the things that she believed were only myth and legends: Camelot.

Merlin the Wizard Extraordinaire and Counselor to Kings put Tessa on a quest with a Knight named Galahad (Lancelot's son) in a search for the Grail. Galahad was reluctant to have Tessa on his quest since never before a mere women went on a quest. Yet Tessa was adamant to prove that she was not a mere woman. They faced a dragon, Mordred, Merlin's wive Viviane, and their forbidden love. Could their love survive through time and space after Tessa went back to the 21st century?

I give 2,8 stars out of five! The story is light, and you can read it just for fun. It is not a story that you will find to be your most favorite of all time, but it is enough to give you pleasure. Although the idea of the story was great, but the story itself was lack of suspense and originality. It is too bad for a great plot to end with cliche.

This book has been translated to Bahasa Indonesia by Melody Violine, and published by Gramedia Pustaka Utama with the title Believe: Ksatria dari Masa Lalu. Here is the cover:
Personally, I like the Indonesian cover better since it shows a knight in a shinning armor, but yeah, that's probably just my bias preference as a girl :D

Here is the review I took from goodreads:
Sebagai gadis abad 21, Tessa St. James tidak memercayai keberadaan Arthur dan para Kesatria Meja Bundar. Baginya legenda Arthur tak lebih dari dongeng pengantar tidur...hingga ia ditarik melintasi waktu untuk menjalankan misi bersama Galahad.

Sebagai kesatria abad pertengahan, Galahad tak mau membawa wanita dalam misinya - meski wanita itu berasal dari negeri jauh dan berbeda dengan wanita mana pun yang pernah ditemuinya. Tapi Arthur dan Merlin telah menentukan segalanya dan Galahad pun harus tunduk. Dalam perjuangan mereka memecahkan teka-teki, membunuh naga, dan mengalahkan penyihir, Tessa membuktikan dirinya kepada sang kesatria. Galahad kemudian belajar memercayai Tessa dengan nyawanya, namun akankah ia memercayai Tessa dengan hatinya?
 So, enjoy reading this book, guys! ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...