Senin, 31 Desember 2012

Review: The Time Keeper (by Mitch Albom)

Paperback, 311 halaman
Penerbit: Gramedia
Tahun terbit: 2012
Penerjemah: Tanti Lesmana

Ini adalah buku pertama Mitch Albom yang saya baca dalam event baca bareng BBI di penghujung tahun ini, namun, percaya gak percaya, ini adalah kedua kalinya saya nulis review buku ini. Kok bisa? Karena review yang pertama saya tulis terhapus tanpa sengaja. memang, kebodohan akhir tahun tak bisa dihindari heheee...

Ada tiga kisah dalam buku ini yang berjalan sendiri-sendiri, namun bersinggungan di satu titik tertentu. Karena ada tiga kisah, tentu saja ada tiga karakter utama: Dor sang penjaga waktu, Sarah Lemon si gadis SMA yang sedang dimabuk cinta, dan seorang milyuner bernama Victor Delamonte yang hidupnya tinggal menghitung hari.

Dor, Nim, dan Allie tumbuh bersama sejak kecil meskipun mereka memiliki kegemaran, sifat dan ambisi yang berbeda. Nim yang ambisius akhirnya menjadi seorang raja yang berkuasa yang karena ambisinya akhirnya memerintahkan rakyatnya membangun menara yang tingginya mencapai surga, agar Nim bisa membunuh para dewa da menguasai langit dan bumi. Di lain pihak, Dor menikah dengan Allie. Keduanya saling mencintai dan dikaruniai putra dan putri. Namun keadaan memaksa mereka berpisah dengan anak-anak mereka dan hidup dalam kemiskinan. Allie merupakan istri yang setia dan perhatian meskipun Dor hanya peduli pada ambisinya untuk menghitung perputaran matahari dan bulan, membuat jam matahari yang pertama, dan mengukur sesuatu yang pada akhirnya oleh umat manusia disebut "waktu". Pada saat Allie sekarat dan waktunya sudah hampir habis, Dor nekat memanjat menara Nim untuk meminta lebih banyak waktu pada para dewa, dan hal berikutnya yang terjadi adalah dia terkurung dalam sebuah gua selama 6000 tahun, mendengar rintihan dan doa para manusia yang meminta lebih banyak waktu.

Sarah Lemon merupakan gadis yang sangat cerdas, namun kehidupan masa remaja yang kejam membuatnya tidak memiliki teman hingga dia bertemu Ethan. Ethan merupakan tipikal cowok populer yang tidak akan menengok dua kali demi seorang gadis seperti Sarah Lemon. Namun pertemuan tak disengaja setiap sabtu di tempat kerja sosial Sarah membuat mereka saling bertegur sapa, dan menumbuhkan benih-benih cinta dalam diri Sarah. Sarah pun menyatakan perasaannya pada Ethan pada malam natal, dan penolakan tegas Ethan membuat Sarah mengambil sebuah jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya di malam tahun baru dengan menghirup gas karbon monoksida yang beracun dalam mobil.

Victor Delamonte yang sudah tua selalu sibuk dengan urusan bisnis. Dia merupakan orang terkaya keempat belas di dunia. Pernikahannya dengan Lorraine lambat laun terasa semakin hambar. Namun ketika divonis mengidap penyakit yang akan mengakhiri hidupnya dalam hitungan minggu, Victor mati-matian mencari jalan keluar menghindari kematian. Dia bahkan mengejar imortalitas. Dia adalah orang yang mengharapkan lebih banyak waktu.

Setelah 6000 tahun dalam gua, Dor akhirnya dikembalikan ke bumi dalam sebuah misi. Misinya adalah untuk mengajarkan makna waktu kepada kedua orang diatas. Berhasilkah dia?

Cover buku ini menurut saya sangat bagus, baik versi terjemahannya (seperti yang saya pajang di atas), ataupun versi aslinya seperti berikut ini:
Bagian awal buku ini menurut saya memang agak membosankan, namun ketika cerita sudah mulai sampai pada kembalinya Dor ke bumi rasanya sulit untuk menutup buku ini. Kisah dalam buku ini juga mengajarkan pada pembaca arti pentingnya waktu, dan bagaimana seharusnya kita menghargai dan tidak menyia-nyiakannya. Bahasanya ringan namun tepat sasaran, sangat enak dibaca karena tidak berlebihan. Ini membuat banyak dialog layak dikutip sebagai quotation, seperti contoh dibawah ini:

     "Cinta tidak menjadikanmu bodoh."
     "Dia tidak membalas cintaku."
     "Itupun tidak lantas membuatmu bodoh."

  "Waktu bukanlah sesuatu yang bisa kaukembalikan. Saat berikutnya mungkin merupakan jawaban atas doamu. Menolaknya berarti menolak bagian yang paling penting dari masa depan."
     "Apa itu?"
     "Harapan."

     "Jalan buntu adalah untuk hari kemarin, bukan hari-hari esok."

Berikut merupakan cuplikan resensi dari cover buku bagian belakang:
     Dialah pencipta jam pertama di dunia. Dia dihukum karena mencoba mengukur anugerah terbesar dari Tuhan, diasingkan ke dalam gua hingga berabad-abad dan dipaksa mendengarkan suara orang-orang yang minta diberi lebih banyak waktu. Lalu dia kembali ke dunia kita, dengan membawa jam pasir ajaib dan sebuah misi: menebus kesalahannya dengan mempertemukan dua manusia di bumi, untuk mengajarkan makna waktu pada mereka.

Untuk melihat review di Goodreads bisa langsung klik Review in English atau Review dalam bahasa Indonesia.

3 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...