Sabtu, 09 April 2016

Hex Hall by Rachel Hawkins [review]

Title: Hex Hall (Hex Hall #1)
Author: Rachel Hawkins
323 pages
First published: 2010
Genre: Fantasy
(read in e-book version, English language)
My rating: 4/5

"So if you can heal with your touch, why are you working here as like, Hagrid, or whatever?" -- Sophie Mercer
Sophie Mercher selama ini dibesarkan oleh ibunya yang manusia biasa, berpindah-pindah tempat tinggal selama 16 tahun hidupnya. Ketika sebuah 'mantra cinta' yang gagal dan memporak-porandakan pesta prom di sekolahnya yang lama, Sophie mendapati ayahnya mengirimnya ke sekolah asrama terpencil bernama Hecate Hall. Di Hecate Hall, Sophie mendapati dirinya seasrama dengan berbagai macam Prodigium; mulai dari witch dan warlock, faery, shapeshifter, sampai vampir.

Kehidupan barunya di Hecate Hall membuka matanya atas beberapa hal yang selama ini tidak diketahuinya; seperti asal mula para makhluk sihir, dan latar belakang keluarganya, dan jati diri ayahnya yang sebenarnya. Celakanya, hal ini justru membuatnya terlibat banyak masalah. Tiga penyihir cantik berusaha merekrutnya masuk coven untuk alasan yang mencurigakan, dan para guru sepertinya membencinya. Belum lagi sepertinya sahabatnya dituduh membunuh teman seasramanya, dan Sophie sepertinya naksir seorang warlock paling ganteng di sekolah yang, ups, sudah punya pacar.

Dari ringkasan cerita di atas, memang sepertinya ini buku fantasy standar yang biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Saya juga tidak mengharap bakal suka sama buku ini, lho.... Tapi tentu saja, ternyata buku ini, diluar dugaan saya, berhasil membuat saya tidak bisa berhenti membacanya sampai selesai, hehehee.... Padahal niatnya cuma iseng baca buku ini sebelum tidur, weleh, kebablasen sampai habis ;p

Jadi, apakah plot buku ini klise? Saya jawab ya! Klise dan tidak original. Maksud saya, let's face it, Hogwarts rings a bell? Nah, dengan ide tentang "sekolah sihir", mau tidak mau, kita akan selalu membandingkannya dengan Harry Potter. Tapi saya salut karena penulis sepertinya tidak terjebak di 'lingkaran klise' itu. Tante Hawkins berhasil meramu kisah yang tidak original menjadi unik dan menemukan orisinalitasnya sendiri secara pelan-pelan. Twist di sana sini, dan suspense yang diletakkan dengan strategis sepanjang isi buku berhasil memukau saya hingga halaman terakhir. Bahasa yang digunakan juga enak dan mengalir lancar, lugas dan tidak berbelit-belit, membuat pace-nya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Passs banget lah pokoknya.

Oh iyaaa, satu lagi, bagian gong-nya...endingnya bagusss. Saya nggak akan cerita karena takut spoiler, intinya endingnya bikin saya nggak sabar pengen buka buku sequelnya, heheheee... Pokoknya buku ini cocok banget buat penggemar low-fantasy seperti saya.

Oh iya, saya baca versi bahasa Inggrisnya. Sebenarnya saya sempat mengelus-elus buku ini di toko buku waktu keluar terjemahan cetak ulangnya, tapi membayangkan kalau beli 3 buku biar serinya lengkap...aduhmak, dompet lagi kosong, heheheee, jadi baca ebook dech biar ngirit ;p Jadi saya tidak tahu apakah terjemahannya sebagus aslinya atau tidak, soalnya sepanjang yang saya baca, banyak jokes-jokes dan sarkasme yang terlalu cultural sih...dan tahu sendiri kadang yang seperti ini terasa lucu di bahasa aslinya, dan jadi tidak lucu lagi saat diterjemahkan. Eniwei, I love this book a lot.

See you in the next post ^_^

2 komentar:

  1. aku suka banget sama seri ini mbak. suka banget banget bangetttt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaaa....iya, aku juga nggak nyangka bakalan suka loh, ekspektasiku udah rendah duluan pas mau baca seri ini XD

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...