Rabu, 28 Agustus 2013

The Guy Next Door by Meggin Cabot

Paperback, 560 halaman
Tahun terbit: 2003
Penerbit: Gramedia
Penerjemah: Indah S. Pratidina

Tante Meg Cabot memang salah satu penulis favorit saya. Dan buku ini saya beli saat saya berumur 16 tahun, masih underage gitu deh....beli bukunya saja di toko buku kecil di depan sekolah dan... *lah, ini kenapa malah curhat yah*. Eniwei, saya baru kemarin-kemarin membaca ulang buku ini, dan karena itu saya memutuskan untuk menulis singkat tentang buku ini (haiah, kebayakan basa-basi Ika ini. Langsung saja saja dech...).

Mellisa Fuller (orang-orang biasa memanggilnya Mel), adalah gadis mungil berambut merah yang berumur 27 tahun yang bekerja sebagai kolumnis gosip di The New York Journal, salah satu surat kabar di kota Ney York, Amerika. Suatu ketika dia mendapati tetangga sebelah apartemennya, Mrs. Helen Friedlander terkapar dengan bekas pukulan di kepalanya, dan dalam keadaan koma. Kasihan memang, namun Mel malah jadi ketiban sampur (istilah apa lagi ini?!) untuk mengurus peliharaan Mrs. Friedlander yang terdiri dari seekor anjing Great Dane raksasa bernama Paco yag butuh diajak jalan-jalan sehari dua kali, dan dua ekor kucing. Tentu saja Mel kerepotan, hingga dia memutuskan untuk meng-email keponakan Mrs. Friedlander yang bernama Max untuk mengambil alih kepengurusan binatang-binatang tersebut. Masalah mulai muncul ketika bukannya muncul langsung ke hadapan Mel, Max malah menyuruh temannya yang bernama John Trent (yang terpaksa melakukannya karena hutang budi pada Max), untuk berpura-pura menjadi Max dan menemui Mel. Tapi tentu saja masalahnya bukan berhenti di situ karena Mel dan John malah saling tertarik satu sama lain, padahal John masih dalam penyamaran.

Yang paling unik dari novel ini adalah formatnya yang seperti e-mail sepanjang novel ini. Apalagi pertama kali saya membaca novel ini waktu saya SMA, masih cupu, kalau main internet aja masih di warnet depan sekolah tidak seperti sekarang yang bisa e-mail-emailan dari handphone. Jadi bagi saya saat itu, novel ini memang terlihat unik banget, seperti eye-opener bahwa 'waaaah, ternyata di Amrik sono begini yah, kereeennn'. Bahasanya tante Meg juga enak banget dibaca, humoris tapi nggak muluk-muluk. Mungkin faktor penerjemahnya juga sih yang bagus. Yang jelas saat itu meskipun masih underage, saya tidak merasa kesulitan membacanya.

Ada juga sih satu hal yang bagi saya saat itu agak sedikit mengganggu, yaitu cuplikan novel yang ditulis oleh John Trent dengan judul "Bab 17: Kembalinya Parker" yang bagi saya saat itu agak...er...membuat muka merah kalau dibaca. Agak hot dan kipas gimanaaaa gitu. Saat itu menurut saya vulgar banget. Tapi yang lucu, saat saya baca ulang beberapa hari yang lalu, ternyata bagian itu sudah tidak mengganggu tuh, biasa aja, tidak terlalu hot. Mungkin gara-gara faktor umur (aduh, saya jadi merasa tua *meringuk di pojokan*).

Jadi intinya, ini buku yang oke kok, padahal saya bukan pecinta romance, tapi kalau romance-nya tante Meg, saya lahap dengan senang hati. heheheee....

2 komentar:

  1. Kurang baca yang bikin kipas2 Ka.
    Perlu diospek ini kayaknya #eh :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya itu aku lugu banget dulu, ren....harusnya diospek pas jaman aku SMA dulu ituuuuu.... wkwkwk

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...