Minggu, 27 Januari 2013

REVIEW: Harry Potter dan Batu Bertuah [Hotter Potter] [Fantasy RC#2]

Paperback, 383 halaman
Judul asli: Harry Potter and the Philosopher's Stone (versi Inggris); Harry Potter and the Sorcerer's Stone (worldwide version)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: September, 2000
Penerjemah: Listiana Srisanti
ISBN 979-655-851-3

Mr. dan Mrs. Dursley yang tinggal di Privet Drive Nomor empat bangga menyatakan diri mereka bahwa mereka orang-orang yang normal, untunglah (Rowling, 2000: 7). Mereka tidak percaya dan tidak peduli hal-hal omong kosong semacam sihir. Namun suatu pagi di awal November, Mrs. Petunia Dursley menemukan bayi laki-laki yang tertidur pulas di depan pintu rumah mereka di Surrey, dan anak ini adalah penyihir bernama Harry Potter.

Sepuluh tahun dilalui Petunia dan Vernon Dursley untuk menyangkal bahwa Harry sebenarnya penyihir. Mereka berpendapat dengan memperlakukan Harry dengan tidak baik: mengurungnya di lemari di bawah tangga, menyuruhnya melakukan tugas dapur dan berkebun; dapat menghilangkan kekuatan sihir Harry (yang dari waktu ke waktu melakukan accidental magic). Dudley Dursley, sepupu Harry bahkan selalu memakainya sebagai kantong tinju dan salah satu permainan favoritnya bersama gengnya adalah 'Berburu Harry', meskipun Harry yang gesit hampir selalu bisa menghindarinya. Dan sebagai akibatnya, Harry Potter tidak tahu-menahu tentang statusnya sebagai penyihir. Hal ini berlangsung sampai suatu pagi sepucuk surat aneh yang dialamatkan pada Harry merubah segalanya:
Keluarga Dursley, tanpa alasan yang bisa dipahami oleh Harry, menyita surat tersebut. Namun keesokan paginya lebih banyak surat datang, dan setiap kali Harry tidak bisa menerimanya, surat tersebut akan datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak. Paman Vernon pun memutuskan untuk membawa serta seluruh keluarganya termasuk Harry untuk mengungsi ke sebuah pulau karang kecil di tengah laut saat badai agar siapapun yang mengirim surat itu tidak bisa menemukan mereka. Namun di tempat itu juga, saat jam berdetak mennjukkan tepat tenah malam, ulang tahun Harry yang ke sebelas, pintu pondok dijebol oleh sosok raksasa yang menerobos masuk. Rubeus Hagrid, pemegang kunci dan pengawas binatang liar di Hogwarts, telah datang untuk mengantarkan surat untuk Harry:
Hagrid pun membeberkan bahwa Harry adalah seorang penyihir, dan bahwa orangtuanya meninggal akibat perbuatan penyihir jahat bernama Lord Voldemort. Harry yang akan memasuki tahun pertamanya di Hogwarts pun dibawa Hagrid ke Diagon Alley untuk membeli berbagai macam peralatan sihir, tongkat, jubah, dan buku-bukunya, dan burung hantu seputih salju yang merupakan hadiah ulang tahun pertamanya dari Hagrid.

Dalam perjalanan menuju Sekolah Sihir Hogwarts, Harry bertemu dengan Ron dan Hermione. Ron Weasley yang merupakan penyihir berdarah murni menceritakan tentang keluarga besarnya, kakak laki-lakinya dan adik perempuannya yang semuanya penyihir. Sedangkan Hermione Granger si kutu buku bersikap sangat menyebalkan dan sok tahu. Namun kejadian tak terduga dengan Troll pada malam Halloween membuat ketiganya menjalin persahabatan erat:
Hogwarts membuat Harry merasakan "rumah" yang sesungguhnya. Dia memiliki banyak teman dan dua sahabat yang luar biasa, terpilih menjadi Seeker Gryffindor yang termuda selama seratus tahun terakhir, dan terutama mempelajari sihir dalam segala hal. Namun tidak semua yang dialami Harry menyenangkan! Koridor di lantai tiga terlarang dimasuki oleh siapa saja tahun ini, namun alasan di balik itu semua adalah misteri besar: Batu Bertuah disimpan di Hogwarts. Namun seseorang berusaha mencurinya. Dan Harry, Ron dan Hermione yang mengetahui hal ini berusaha menghentikannya.

Comment:

Pertama kali membaca buku ini, usia saya belum genap 12 tahun, kira2 seumur dengan Harry. Saat itu saya dipinjami buku ini oleh teman dekat saya dengan promosi "bagus lho, Ka. Ceritanya beda dari yang lain pokoknya". Saat itu saya skeptis. Maklum, saat itu internet belum berkembang seperti sekarang, dan belum ãϑα rekomendassi dari Goodreads hehee..jd saya benar2 tidak punya bayangan tentang isi buku ini selain rekomendasi vague teman saya ϑî atas itu. Saat itu saya pikir, Ah paling cerita tentang penyihir Ɣªª segitu segitu aja... Dan olala...betapa salahnya saya! Saya bahkan terbius hanya setelah membaca beberapa bab pertamanya saja. Beberapa kali saya berniat break sebentar saat membaca, namun selalu gagal akibat "ah break dulu habis ini ahhhh...eh tapi kok lagi seru, ntar hbs bab selanjutnya saja, ehhh tapi kok seru juga...nanti aja setelah bab selanjutnya lagi..." Yeah, you get the point.

Saat itu rasanya buku ini seperti ekstasy (kayak saya udh pernah pake aja, hihiiii), intinya bikin high, ketagihan dan sakau, hahaaaa... Well, singkat kata saya benar2 jatuh cinta pada buku ini! Mungkin usia saya saat itu berpengaruh juga karena tidak jauh beda dengan usia Harry dalam kisah ini. And I literally grew up with Harry Potter in my life. Betapa beruntungnya saya...

Setelah membaca buku ini untuk yang kedua kalinya (mungkin lebih), ternyata saya masih bisa tersihir oleh cowok imut berkacamata ini. Membalik halaman demi halaman buku yang sudah agak menguning ini, yang selalu tersimpan di lemari saya lebih dari 10 tahun lamanya, serasa menjejakkan kaki di Hogwarts dengan seratus empat puluh dua tangga yang bisa bergerak, lukisan yang berbicara dan bergerak, baju zirah yang berbisik serta lorong-lorong rahasianya yang penuh misteri.
Now, I miss Hogwarts already. But don't worry, saya segera kembali berpetualang di Hogwarts di tahun kedua Harry pada bulan February.

Untuk review saya sebelumnya mengenai Harry Potter dan Baru Bertuah bisa di-klik di sini.

Adios, fellas XD *dadah


1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...